Sabtu, 31 Desember 2011

SUNNAH QOBLIYAH JUM'AT

Sesungguhnya diantara letak pertanyaan dikalangan ikhwah kami adalah hukum sholat sunnah qobliyah jum’at yang dilaksanakan antara adzan pertama sebelum khotib menaiki mimbar dengan adzan kedua sesudah khotib salam diatas mimbar, maka kami berupaya dalam hal ini untuk memaparkan pendapat para ulama madzhab dalam hal ini berikut dalil masing – masing, semoga hal tersebut menjadi jawaban yang menenangkan wallohul muwaffiq.

Berkata Al Qodhi Al Mardawiy rohimahulloh : “ peringatan ; tekstual dari ucapan penulis [ Ibnu Qudamah ] bahwa tidak ada sunnah rotibah qobliyah jum’at, dan itu adalah shohih yang menjadi pendapat madzhab yang dipegangi oleh kebanyakan ulama madzhab dan yang ditegaskan oleh al imam Ahmad . . . dan ada pendapat lain dari beliau [ al imam Ahmad ] bahwa jum’at memiliki sunnah rotibah qobliyah sebanyak dua rokaat, pendapat ini dipilih oleh Ibnu Aqil, berkata Syaikh Taqiyyuddin : itu merupakan pendapat sekelompok dari pengikut al imam Ahmad. Aku [ al Mardawiy ] nyatakan : bahwa itu juga pendapat yang dipilih oleh al qodhi [ Abu Ya’la ] secara tegas dalam kitab beliau syarhul mudzhab, hal ini dinyatakan oleh Ibnu Rojab didalam kitabnya Nafyul Bid’ah ‘anish Sholat Qoblal Jum’uah. Dan pendapat lain dari beliau : bahwa sunnah rotibah qobliyah jum’at adalah empat rokaat dengan satu salam atau dua salam, dinyatakan dalam kitab ar Ri’ayah, berkata Syaikh Taqiyuddin : itu merupakan pendapat sekelompok dari kawan – kawan kami semadzhab . . .”. _[ Al Inshof ( 2 / 284 ) senada dengan ini Ibnu Muflih dalam Al Furu’ (3/ 190 – 191) MFK ]

Kesimpulannya bahwa terdapat dua pendapat dalam pembahasan ini :

Pendapat pertama : menyatakan tidak adanya sunnah rotibah qobliyah jum’at. Ini adalah pendapat madzahab hanabilah dan malikiyyah.

Pendapat kedua : ada disunnahkan rotibah qobliyah jum’at, namun diperselisihkan bilangan rokaatnya antara dua atau empat rokaat. Ini adalah salah satu riwayat dari al imam Ahmad, dan merupakan pendapat madzhab syafi’iyyah serta hanafiyyah, juga merupakan tekstual dari pendapat al imam Al Bukhoriy dalam shohihnya serta Ibnu Rojab dari kalangan hanabilah.

[ Tathbiqot Ushuliyyah (24), Shohihul Bukhori, kitabul Jumu’ah, Bab no. 37 Hadits no. 895 dan Kasyful Latsam Syarh Umdatil Ahkam (2/130) ]

Berikut adalah pemaparan diantara dalil masing – masing bitaufiqillah ;

Dalil – dalil pendapat pertama diantaranya adalah :

1. Hadits Abdulloh bin Umar rodhiyallohu ‘anhuma riwayat al Bukhoriy ( 895 & 1112 ) serta Muslim ( 729 ) dengan lafadz :

" أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يصلي: قبل الظهر ركعتين، وبعدها ركعتين، وبعد المغرب ركعتين في بيته، وبعد العشاء ركعتين، وكان لا يصلي بعد الجمعة حتى ينصرف، فيصلي ركعتين ".

Terjemahannya : “ Bahwa Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam senantiasa menjalankan sholat sebelum dzuhur dua rokaat, sesudahnya dua rokaat, sesudah maghrib dua rokaat dirumah beliau, sesudah Isya dua rokaat dan beliau tidak sholat ba’diyah jum’at kecuali jika telah pulang lalu beliau sholat dua rokaat ”.

Sisi pendalilan : Andaikan sunnah rotibah qobliyah jum’at ada niscaya akan diberitakan oleh Ibnu Umar kepada kita.

Pendalilan dengan hadits diatas dengan sisi tersebut terdiskusikan dengan tidak diberitakannya kepada kita beberapa sunnah rotibah yang terdapat didalam hadits lain diantaranya qobliyah Ashar.

2. Hadits As Saib bin Yazid rodhiyallohu ‘anhu riwayat Al Bukhoriy ( 870 ) dengan lafadz :

" كان النداء يوم الجمعة، أوله إذا جلس الإمام على المنبر، على عهد النبي صلى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر رضي الله عنهما، فلما كان عثمان رضي الله عنه، وكثر الناس، زاد النداء الثالث . . ." الحديث

Terjemhannya : “ Adzan pertama dihari jum’at adalah ketika imam duduk diatas mimbar yaitu pada masa Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam, Abu Bakr dan Umar rodhiyallohu ‘anhuma sehingga ketika dimasa Utsman rodhiyallohu ‘anhu dan orang – orang bertambah banyak jumlahnya maka beliau menambah adzan yang ketiga dst”.

Sisi pendalilan : Yang dijalankan Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam sesudah adzan adalah berkhutbah sehingga tidak mungkin beliau sholat rowatib, juga yang dilakukan oleh para sahabat sesudah adzan adalah menyimak adzan sehingga tidak memungkinkan untuk sholat rowatib qobliyah.

Terdiskusikan dengan memungkinkannya untuk dikerjakan sunah rotibah adalah antara adzan pertama dengan adzan kedua sebab khotib belum naik mimbar.

3. Al istishhab, berkata Shofiyuddin Al baghdadiy rohimahulloh : “ Adapun dalil yang keempat maka ia adalah dalil akal didalam penafian secara asal hukum, yaitu bahwa sebelum datangnya syareat maka pada asalnya jiwa terbebas dari tuntutan taklif secara berkelanjutan sehingga datang yang selainnya, dalil ini disebut al istishhab ”.

Sisi pendalilan : Bahwa kita tidak dituntut untuk menjalankan sunnah rotibah qobliyah jum’at pada asalnya sehingga datang dalil yang menunjukkan kesunahannya, dan ternyata tidak ada maka kita tetap pada hokum asal.

Terdiskusikan dengan datangnya dalil – dalil yang menunjukkan kesunahannya baik dalil umum atau khusus atau perbuatan sahabat sebagaimana dipaparkan sebagai berikut.

Dalil – dalil pendapat kedua diantaranya :

1. Hadits Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma diatas dalam riwayat Abu Dawud (1128) dengan tambahan lafadz :

كان ابن عمر يطيلُ الصلاة قبل الجمعة ويصلي بعدها ركعتين في بيته، ويحدِّث

أن رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم كان يفعل ذلك.

Terjemahannya : “ adalah Ibnu Umar, beliau memanjangkan sholat sebelum jum’at dan beliau sholat sesudahnya dua rokaat dirumahnya, beliau menceritakan bahwa dahulu rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam mengerjakan hal tersebut ”.

Derajat hadits : Dishohihkan oleh Al Albaniy dalam Shohih Wa Dha’if Sunan Abi Dawud no. 1128.

Sisi pendalilan : Perbuatan nabi sholallohu ‘alaihi wasallam menunjukkan sunnah.

Terdiskusikan : dengan “ jika yang dimaksudkan adalah setelah masuknya waktu sholat jum’at maka tidak sah untuk dinyatakan sebagai perbuatan nabi sholallohu ‘alaihi wasallam sebab beliau jika matahari telah tergelincir maka keluar dan sibuk dengan berkhutbah kemudian dengan sholat, namun jika dimaksudkan adalah sebelum masuk waktunya maka yang beliau kerjakan adalah sunnah mutlak dan bukan sunnah rotibah ”. dinyatakan oleh Ibnu Hajar Al ‘Asqolaniy dalam [ Fat-hul Bariy (2/426) MSH ]

Dijawab : Adapun bagi yang berpendapat bahwa masuknya waktu sholat jum’at adalah semenjak matahari terbit dan naik setinggi tombak, jauh sebelum tergelincirnya matahari yaitu madzhab hanabilah, maka diskusi Ibnu Hajar diatas tidaklah tepat.

2. Hadits Abdulloh bin Mughoffal Al Muzaniy rodhiyallohu ‘anhu riwayat Al Bukhoriy (598) dengan lafadz :

" أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ( بين كل أذانين صلاة - ثلاثا - لمن شاء ).

Terjemahannya : “ Bahwa rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda : (( diantara setiap dua adzan ada sholat – beliau mengucapkannya tiga kali – bagi siapa saja yang berkeinginan )) ”.

Sisi pendalilan : Lafadz “ setiap dua adzan ” adalah lafadz yang luas yang mencakup dua adzan jum’at dan selainnya. Dan lafadz “ bagi siapa saja yang berkeinginan ” menunjukkan sunnah.

Terdiskusikan : dengan “ Bahwa yang dimaksud dengan “ setiap dua adzan ” adalah adzan dan iqomat ”. dinyatakan oleh syaikhuna Abu Abdillah As Sulamiy hafidzohulloh dalam [ Tathbiqot Ushuliyyah (26) ]

Dijawab : “ bahwa tatkala adzan pertama ini dimulai kesunnahannya oleh Utsman rodhiyallohu ‘anhu dan kaum muslimin bersepakat atasnya maka jadilah ia adzan yang syar’iy sehingga sholat antara dua adzan tersebutpun menjadi boleh dan bagus ”. dinyatakan oleh syaikh Taqiyyuddien dalam [ al Fatawa (24/194) lihat Kasyful Latsam (2/130) ]

3. Berkata Ibnu Hajar : “ telah datang hadits – hadits lain seputar sunnah rotibah qobliyah jum’at namun keseluruhannya adalah dhoif ”._[ Fat-hul Bari (2/426) ]

4. Hadits Mauquf dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu riwayat Abdur Rozaq dalam kitab Al Mushonnaf ( 5524 ) bahwa beliau mengerjakan sholat sunnah empat roka’at sebelum jum’at dan empat rokaat sesudahnya._[ lihat Fat-hul Bari, Ibnu Hajar ( 2/426 ) dan Kasyful Latsam, As Safariniy ( 2/130 ) ]

Sisi pendalilan : Perbuatan sahabat dan tidak ada yang mengingkari adalah hujjah terlebih ada yang mendukungnya seperti perbuatan Ibnu Umar dalam hadits pertama, dan ini menunjukkan sunnah.

Kesimpulan : Setelah menyimak dalil masing – masing berikut diskusinya maka pendapat yang menyatakan adanya sunnah rotibah qobliyah jum’at menurut kami tidaklah jauh dari sisi kebenaran, wallohu a’lam.

Sebagai penutup kami bawakan nukilan dari apa yang dijalankan oleh al imam Ahmad dan nasehat syaikh Taqiyyuddien Ibnu Taimiyyah rohimahumalloh sebagai tambahan faidah dalam kajian ini ;

Berkata As Safariniy rohimahulloh : “ Berkata Abdulloh putera al imam Ahmad rodhiyallohu ‘anhuma : Aku melihat ayahku mengerjakan sholat beberapa rokaat dimasjid ketika muadzin jum’at telah mengumandangkan adzan pertamanya yang sebelum khutbah sehingga jika adzan kedua atau khutbah telah hendak dimulai maka beliau duduk bersila dan menundukkan kepalanya. Berkata Asy Syaikh ( Ibnu Taimiyyah ) : sholat qobliyah jum’at adalah boleh lagi bagus meskipun bukan rotibah, barang siapa yang mengerjakannya maka tidak perlu diingkari dan barang siapa yang meninggalkannya maka juga tidak diingkari. Beliau berkata : ini adalah pendapat yang paling adil dan ucapan – ucapan al imam Ahmad manunjukkan akan hal ini ”._[ Kasyful Latsam ( 2 / 130 ) cet. Nuruddien Tholib, Kuwait ]

والله أعلم وصلى الله على محمد وآله وسلم والحمد لله

Jumat, 09 Desember 2011

HUKUM PENGAJIAN RUTIN SELEPAS JUM'ATAN

قال الله سبحانه وتعالى : { فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله واذكروا الله كثيرا لعلكم تفلحون } الجمعة : 10

Terjemahan ayat : { lalu jika sholat jum’at telah selesai maka bertebaranlah dimuka bumi dan carilah sebagian dari kebaikan Alloh dan banyak – banyaklah mengingat Alloh semoga kalian beruntung } [ Al Jumu’ah : 10 ]

Didalam ayat diatas terkandung pelajaran “ akan bolehnya sibuk dengan urusan perdagangan dan urusan – urusan penopang hidup sebelum sholat dan selepas sholat jum’at ”._ [ kitab Tafsir Maudhu’iy ( 8 / 162 ) cet. Univ. Syariqoh, UEA ]

Pelajaran yang dipetik diatas ada keterkaitannya dengan ayat – ayat sebelumnya : “ tatkala Alloh melarang mereka dari bekerja setelah diperdengarkan adzan jum’at dan memerintahkan kepada mereka agar berkumpul menyimak khutbah maka Alloh mengizinkan kepada mereka selepas selesai sholat jum’at untuk bertebaran dimuka bumi ini dan untuk mencari sebagian dari kemurahan Alloh . . . dan banyak – banyaklah mengingat Alloh semoga kalian beruntung yaitu dalam keadaan kalian sedang berjual – beli dan dalam keadaan kalian mengambil hak dari orang lain atau memberi hak orang lain, perbanyak – banyaklah berdzikir dan jangan keduniaan ini melalaikan kalian dari apa yang bermanfaat bagi kalian dinegeri akherat nanti ”._ [ kitab Tafsir Al Qur’an Al Adzim ( 8 / 122 – 123 ) cet. Daruth Thoibah ]

Oleh karenanya wajar apabila kita mendapati beberapa ‘alim yang melarang penyelenggaraan pengajian atau taushiyah rutin bagi jamaah yang menghadiri jum’at selepas usai sholat jum’at.

Berkata Al Muwaffaq Ibnu Qudamah رحمه الله didalam kitabnya Al Mughni ( 2 / 365 ) : “ berkata Ahmad ( Ibnu Hambal ) : apabila mereka membacakan surat kepada orang – orang yang menghadiri jum’at selepas usai sholat jum’at maka pendapatku agar pembacaan tersebut disimak oleh hadirin yaitu jika surat tersebut berisikan berita kemenangan pasukan muslimin dalam menaklukkan negeri kafir, atau berisikan perkara yang terkait dengan urusan kaum mulimin makan hendaknya disimak, namun jika berupa pengajian maka hendaknya tidak perlu disimak ”._ [ lihat kitab Al Muntaqo Min Faroidil Fawaid, Ibnul Utsaimin ( 128 ) cet. Darul Waton ]

Bahkan penyelenggaraan pengajian rutin selepas sholat jum’at dinilai oleh Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy حفظه الله sebagai perkara baru yang diada – adakan.

Diajukan kepada beliau pertanyaan : “ apakah dibolehkan memberikan pengajian nasehat selepas usai sholat jum’at ? dan bagaimanakah keabsahan apa yang diriwayatkan dari Al Imam Ahmad bahwa beliau menegaskan : barang siapa yang berceramah selepas sholat jum’at maka jangan kalian dengar kecuali jika penceramahnya adalah penguasa ? ”.

Beliau menjawab : “ atsar dari al Imam Ahmad tersebut maka aku tidak mengetahui shohih maupun dhoifnya namun merutinkan hal itu maka itu adalah termasuk muhdatsat perkara baru dalam dien ini, sedangkan jika ada pengumuman atau pemberitaan terkait urusan kaum muslimin yang diperlukan tanpa dirutinkan setiap selepas jum’at atau sekedar bertepatan tanpa ada direncanakan disetiap jum’atnya maka ditolerir, sebab Nabi صلى الله عليه وسلم dahulu terkadang terjadi suatu kejadian maka beliau berdiri untuk menjelaskan kepada hadirin adapun berupaya merutinkannya maka sesungguhnya Alloh telah berfirman : . . Asy Syaikh membacakan ayat 9 – 10 dari surat Al Jumu’ah . . dan berkata letak dalil kita adalah firmanNya فانتشروا في الأرض { maka bertebaranlah kalian dimuka bumi ini }. Adalah Nabi صلى الله عليه وسلم dahulu beliau menyampaikan permasalahan – permasalah yang dibutuhkan oleh manusia didalam setiap khutbah jum’atnya dan hendaknya demikian dilakukan oleh seluruh khotib berdasar kepada firman Alloh :

{ لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا }

Dan perintah { bertebaranlah kalian dimuka bumi } yang dimaksud didalam ayat jumu’ah diatas adalah perintah yang menunjukkan bolehnya hal tersebut ”._ [ kitab Al Kanzu Tsamin, Yahya Al Hajuriy ( 3 / 17 – 18 ) cet. Darul Kitab was Sunnah, Mesir ]

وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم والله أعلم والحمد لله

HAKEKAT QOLBUN SALIM

Alloh عزوجل berfirman tentang doa permohonan kekasihNya Ibrohim عليه السلام :

{ ولا تخزني يوم يبعثون * يوم لا ينفع مال ولا بنون * إلا من أتى الله بقلب سليم } الشعراء

{ dan janganlah Engkau membuatku bersedih dihari seluruh manusia dibangkitkan * hari yang tiada bermanfaat harta, tidak pula anak keturunan * kecuali siapa yang mendatangi Alloh dengan qolbun yang salim } [ Asy Syu’aro : 87 – 89 ]

Makna { tiada bermanfaat harta } adalah : “ tidak akan hartanya membentengi dia dari adzab Alloh walaupun dia menebus dirinya dari adzab tersebut dengan harta sepenuh bumi ”.

Dan makna { tidak pula anak keturunan } adalah : “ dan walaupun dia menebus dirinya dengan semua penduduk bumi ”._ [ kitab Tafsir Al Qur’an Al Adzim, Ibnu Katsir ( 6 / 149 ) ]

Dan makna { qolbun salim } adalah : “ ungkapan para ulama dalam menafsirkan qolbun salim berbeda – beda namun ungkapan yang menghimpun semua pendapat tersebut adalah hati yang selamat dari setiap syahwat yang menyelisihi perintah dan larangan Alloh serta selamat dari setiap syubhat yang menentang segala berita dariNya . . .sehingga qolbun salim adalah hati yang selamat dari mensekutukan Alloh dengan sesuatu apapun dengan cara apapun namun bahkan ia adalah hati yang pengabdiannya murni hanya untuk Alloh ”._ [ kitab Ighotsatul Lahafan, Ibnul Qoyyim ( 11 ) ]

Artinya : “ bahwa fitna – fitnah yang menyerang hati maka ia merupakan sebab sakitnya hati, fitnah – fitnah syahwat dan fitnah – fitnah syubhat, fitnah – fitnah kesesatan dan fitnah – fitnah maksiat serta beragam bid’ah juga fitnah – fitnah kejahilan dan kedzoliman. Fitnah yang pertama akan mengakibatkan rusaknya niat dan kehendak sedangkan fitnah yang kedua akan mengakibatkan rusaknya ilmu dan keyakinan ”._ [ idem ( 15 ) ]

Oleh karenanya berkata Abu Utsman An Naisaburiy : “ qolbun salim adalah hati yang kosong dari bid’ah dan yang tumakninah diatas As Sunnah ”._ [ tafsir Ibnu Katsir ( 6 / 149 ) ]

Kita memohon kepada Alloh agar digolongkan kedalam golongan orang – orang yang menghadap kepada Alloh dengan membawa qolbun yang salim, amin.

وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم والله أعلم والحمد لله

Rabu, 07 Desember 2011

PENGIRIMAN DONASI MUJAHIDIN DI DAMMAJ

Bertolak dari firman Alloh عز وجل :

لا خير في كثير من نجواهم إلا من أمر بصدقة أو معروف او إصلاح بين الناس ومن يفعل ذلك ابتغاء مرضات الله فسوف نؤتيه أجرا عظيما

" tiada kebaikan sama sekali didalam kebanyakan perbincangan mereka kecuali siapa yang memerintahkan orang lain untuk bersodaqoh, baik dengan harta maupun selainnya atau memerintahkan orang lain untuk berbuat kebajikan atau mendamaikan diantara manusia, dan barang siapa yang melakukan semua itu untuk mengejar ridho ilahi maka niscaya Kami akan memberikan kepadanya pahala yang besar ".

juga sebagaimana anjuran dan arahan para ulama kita untuk membantu saudara - saudara kita ahlus sunnah di Darul Hadits Dammaj Yaman dalam jihad mereka melawan kelaliman Rowafidh Hautsiyyin maka bagi siapa yang berkeinginan untuk mengirimkan donasi diharapkan [dengan perantara penerjemah bagi yang belum berbahasa arab] menghubungi langsung Asy Asyaikh Yahya Al Hajuriy حفظه الله di no beliau : +967 751 9191 atau menghubungi al akh Husain Al Hajuriy حفظه الله di no : +967 777 1122 84.

demikian yang diberitakan oleh al akh Kholid Ghirbani حفظه الله .


Jumat, 02 Desember 2011

JIHAD DI DAMMAJ : PENGARAHAN ASY SYAIKH SA'AD ASY SYATSRIY حفظه الله

Bihamdillah wa taufiqih, jihad dibumi ilmu & ulama Darul Hadits Salafiyyah, Dammaj, Yaman hingga detik ini mengalir dengan dukungan penuh dari para guru besar kita. Setelah beberapa lama yang lalu dukungan dari Asy Syaikh Abdul Muhsin Al 'Abbad, Asy Syaikh Sholih Al Fawzan, Asy Syaikh Robie' Al Madkholi, Asy Syaikh Sholih Luhaidan, Asy Syaikh Jamal Furaihan maka di 6 Muharram 1433 ini hadir Asy Syaikh Abul Habib Sa'ad bin Nashir Asy Syatsriy حفظهم الله dengan pengarahan berharga juga tentunya doa dan dukungan bagi para mujahidin حفظهم الله .
Bagi yang berkeinginan menyimak pengarahan beliau maka silakan ke

http://www.ajurry.com/vb/attachment.php?attachmentid=16249&d=1322581696

kepada para masyaikhuna kami sampaikan jazakumulloh khoiro atas dukungan dan pengarahannya. Sungguh kalian telah memberikan teladan kepada murid - murid kalian dan kepada kaum muslimin secara umum, semoga Alloh mengokohkan kaki kalian untuk senantiasa bersabar memberikan teladan kebaikan kepada umat.

اللهم انصر إخواننا السلفيين المجاهدين بدارك دار الحديث بدماج
اللهم ثبت أقدامهم وألف بين قلوبهم اللهم
اللهم احفظ أحياءهم وتقبل ميتهم وارزقهم الشهادة في سبيلك
اللهم عليك بالحوثيين وسائر الروافض اللهم دمر شوكتهم وخالف بين قلوبهم
اللهم عليك بهؤلاء فإنهم أعداءك وأعداء أولياءك
اللهم إنك سميع الدعاء

Minggu, 27 November 2011

FIKIH PUASA MUHARROM

بسم الله الرحمن الرحيم

I. KEUTAMAAN PUASA DIBULAN MUHARROM

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
"أفضل الصيام، بعد رمضان، شهر الله المحرم. وأفضل الصلاة، بعد الفريضة، صلاة الليل".

رواه مسلم في صحيحه برقم ( 1163 )

Dari Abu Hurairoh semoga Alloh meridhoi beliau berkata : bersabda Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam : “ puasa yang paling afdhol sesudah puasa Romadhon adalah puasa dibulannya Alloh yaitu bulan Muharrom dan sholat yang paling afdhol sesudah sholat fardhu adalah sholat malam ”._[ riwayat Muslim dalam Shohihnya no. 1163 ]

Berkata Al Muwaffaq Ibnu Qudamah rohimahulloh : “ dan disunnahkan untuk berpuasa dibulan Muharrom ”._[ kitab Al Kafi ( 2 / 262 ) cet. Darul Hajar ]

Dan berkata Asy Syaikh Musa Al Hajjawiy rohimahulloh : “ dan ( disunnahkan berpuasa ) dibulan Muharrom, yang sunnah muakkadahnya adalah hari kesepuluh kemudian hari kesembilan ”._[ kitab Zadul Mustaqni’ bikhasyiyah Al Buleihiy ( 1 / 336 ) cet. Ar Rusyd ]

II. KEUTAMAAN PUASA ‘ASYURO

عن أبي قتادة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " وصيام يوم عاشوراء، أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله". رواه مسلم برقم ( 1162 )

Dari Abu Qotadah semoga Alloh meridhoi beliau berkata : bersabda Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam : “ puasa dihari ‘Asyuro, aku berharap kepada Alloh agar puasa ‘Asyuro menghapuskan dosa – dosa setahun yang sebelumnya ”._[ riwayat Muslim no. 1162 ]

Berkata Syamsud Dien Ibnul Qoyyim rohimahulloh : “ Adapun puasa dihari Asyuro maka beliau sholallohu ‘alaihi wasallam dahulu senantiasa mengintainya untuk berpuasa padanya ”. _[ kitab Zadul Ma’ad ( 2 / 63 ) cet. Ar Risalah ]

III. PUASA ASYURO ADALAH SUNNAH

عن عائشة رضي الله عنها ؛ قالت: كانت قريش تصوم عاشوراء في الجاهلية. وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصومه. فلما هاجر إلى المدينة، صامه وأمر بصيامه. فلما فرض شهر رمضان قال : "من شاء صامه، ومن شاء تركه". رواه مسلم برقم ( 1125 )

Dari Aisyah rodhiyallohu ‘anha berkata : dahulu orang – orang Quraisy berpuasa Asyuro dimasa jahiliyyah dan dahulu nabi sholallohu ‘alaihi wasallam melakukannya hingga tatkala beliau telah hijrah kekota Madinah maka beliau tetap malakukannya dan memerintahkannya hingga ketika diwajibkan puasa Romadhon maka beliau bersabda : “ barang siapa yang ingin melakukannya maka silakan dan siapa yang ingin meninggalkannya maka silakan ”._[ riwayat Muslim no. 1125 ]

Berkata Muhyid Dien An Nawawiy rohimahulloh : “ Para Ulama bersepakat bahwa puasa hari Asyuro adalah sunnah ”._ [ kitab Al Minhaj Syarh Shohih Muslim ( 8 / 4 ) cet. Mishriyyah bil Azhar ]

عن ابن شهاب. أخبرني حميد بن عبدالرحمن ؛ أنه سمع معاوية بن أبي سفيان، خطيبا بالمدينة (يعني في قدمة قدمها) خطبهم يوم عاشوراء فقال: أين علماؤكم ؟ يا أهل المدينة ! سمعت رسول الله صلى اله عليه وسلم يقول (لهذا اليوم) : "هذا يوم عاشوراء. ولم يكتب الله عليكم صيامه. وأنا صائم. فمن أحب منكم أن يصوم فليصم. ومن أحب أن يفطر فليفطر". رواه مسلم برقم ( 1129 )

Dari Ibnu Syihab berkata : Humaid bin Abdurrohman telah mengkhabarkan kepadaku bahwa dia mendengar Mu’awiyah bin Abi Sufyan berkhutbah di Madinah dihari kedatangannya kekota Madinah, beliau berkhutbah dihari Asyuro, beliau berkata : Dimanakah ulama kalian wahai penduduk Madinah ? aku mendengar rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda dihari ini : “ ini adalah hari Asyuro, Alloh tidak mewajibkan puasa atas kalian dihari tersebut akan tetapi aku berpuasa maka barang siapa diantara kalian yang suka untuk melakukan puasa padanya, silakan berpuasa dan barang siapa yang yang suka untuk tidak berpuasa maka silakan berbuka ”. _ [riwayat Muslim no. 1129 ]

Berkata guru kami yang mulia Asy Syaikh Jalal As Sulami hafidzohulloh : “ Hadits ini tegas menyatakan tidak wajibnya puasa Asyuro dari dua sisi : sisi pertama, bahwa didalamnya terdapat penafian pewajiban puasa . . . sisi kedua, bahwa didalamnya terkandung kebebasan memilih antara melakukannya atau meninggalkannya . . . ”. _ [ kitab Tathbiqot Ushuliyyah ( 7 ) ]

IV. ASYURO ADALAH HARI KESEPULUH MUHARROM

عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما يقول : حين صام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عاشوراء وأمر بصيامه، قالوا: يا رسول الله ! إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "فإذا كان العام المقبل إن شاء الله، صمنا اليوم التاسع". قال: فلم يأت العام المقبل، حتى توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم. رواه مسلم برقم ( 1134 )

Dari Abdulloh bin Abbas rodhiyallohu ‘anhu berkata : tatkala rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam berpuasa dihari Asyuro dan memerintahkan untuk berpuasa pada hari tersebut maka para sahabat berkata : wahai rasululloh ! itu adalah hari yang diagung – agungkan oleh orang – orang Yahudi dan Nasrani. Maka beliau sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda : “ ditahun depan maka kita akan berpuasa dihari kesembilan, insya Alloh ”. Berkata Ibnu Abbas : belum datang tahun depan ternyata rasululloh telah wafat._ [ riwayat Muslim no. 1134 ]

Berkata Al Muwaffaq Ibnu Qudamah rohimahulloh : “ dan puasa Asyuro adalah penghapus dosa satu tahun, dan ia adalah hari kesepuluh dari Muharrom ”._ [ kitab Al Kafi ( 2 / 263 ) cet. Darul Hajri ]

Berkata Asy Syaikh Ibnun Najjar rohimahulloh : “ ia adalah hari kesepuluh, mencocoki pendapat kebanyakan ulama ”._ [ kitab Ma’unatu Ulin Nuha ( 3 / 427 ) cet. Al Asadi ]

V. PUASA HARI KESEMBILAN BERSAMA ASYURO ADALAH SUNNAH

Ini adalah diantara fawaid dari hadits Ibnu Abbas diatas.

Berkata Muhyiddien An Nawawiy rohimahulloh : “ Asy Syafi’iy dan pengikut beliau, juga Ahmad, Ishaq dan yang lain adalah berpendapat disunnahkannya puasa hari kesembilan bersama hari kesepuluh sebab nabi sholallohu ‘alaihi wasallam berpuasa dihari kesepuluh dan beliau berniat untuk berpuasa dihari kesembilan . . . berkata sebagian ulama bahwa kemungkinan sebab disunnahkannya puasa hari kesembilan dan kesepuluh adalah untuk tujuan menghindari perbuatan meniru – niru ahlul kitab yang menyendirikan hari kesepuluh, ini diisyaratkan dalam hadits diatas namun ada yang berpandangan bahwa tujuannya adalah kehati – hatian untuk bertepatan dengan Asyuro, namun pandangan yang pertama adalah terasa lebih tepat, wallohu a’lam ”._ [ kitab Al Minhaj Syarh Shohih Muslim ( 8 / 12 ) cet. Mishriyyah ]

Berkata Asy Syaikh Musa Al Hajjawiy rohimahulloh : “ dan ( disunnahkan berpuasa ) dibulan Muharrom, yang sunnah muakkadahnya adalah hari kesepuluh kemudian hari kesembilan ”._[ kitab Zadul Mustaqni’ bikhasyiyah Al Buleihiy ( 1 / 336 ) cet. Ar Rusyd ]

والله أعلم وصلى الله على محمد وعلى آله وسلم والحمد لله

Sabtu, 26 November 2011

KEMULIAAN JIHAD MELAWAN ROWAFIDH


بسم الله الرحمن الرحيم

Kufurnya sekte Rowafidh adalah satu hal yang telah dimaklumi
Kelaliman mereka terhadap umat Islam adalah tidak samar lagi
Permusuhan mereka terhadap Ahlus Sunnah adalah tidak tersembunyi
Sejarah sejak generasi terbaik umat telah memaparkan bukti

Hingga hari - hari ini, kembali tercatat dalam sejarah
Kelaliman mereka terhadap Ahlus Sunnah
Kelaliman mereka terhadap penduduk Dammajpun tumpah ruah

Jihad masyaikh Daril Hadits Dammaj adalah tidak diragu
Jihad mereka dengan lisan, tulisan dan jiwa bukan hal semu
Siang - malam mereka terhiasi dengan amal dan ilmu
Sang mahkota Ahlus Sunnah membimbing dengan lautan ilmu

Ya nubala'as salafiyyin ! jihad ini bukti puncak cinta ilahi
Ya nuqowata sunniyyin ! jihad ini bukti puncak pengabdian hakiki
Ya khullasho atsariyyin ! jihad ini bukti kemuliaan sejati

Resolusi jihad melawan kelaliman rowafidh telah dikumandangkan oleh Asy Syaikh Abu Abdirrohman Yahya Al Hajuriy حفظه الله dari atas kursi mulia di Darul Hadits Salafiyyah Dammaj جزاه الله خير , disambut oleh segenap masyaikh dan thullab dengan kesiapan menjemput syahadah ثبت الله أقدامهم ونصرهم .

Berkata Syaikhul Islam : " Sungguh Alloh telah menjadikan jihad dijalanNya sebagai azas cinta kepadaNya dan kepada rasulNya " beliau juga berkata : " mengikuti syariat ini dan menegakkan jihad adalah pembeda terbesar antara orang - orang yang mencintai Alloh dan wali - walinya, orang - orang yang dicintai oleh Alloh dan mencintainya, dan antara orang - orang yang mengaku cinta kepada Alloh namun sekedar dengan pandangan keumuman rububiyyahNya atau orang - orang yang mengaku cinta Alloh namun mengekor kepada bid'ah yang menyelisihi syareatNya "_ [ risalah Al 'Ubudiyyah ( 103 - 105 ) cet. darul asholah ]

Masih tercatat dibenak ini tafsiran Ibnul Qoyyim terhadap firman Alloh : { من جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا } : " maka orang yang paling sempurna hidayahnya adalah orang yang paling besar jihadnya dijalanNya " atau semakna dengan ini.

Maka tidak ada kata yang pantas dari kami untuk kalian wahai para saudaraku kecuali doa dan dukungan semoga hal itu sedikit membantu :

ربنا انصر إخواننا السلفيين في دارك دار الحديث دماج نصرا عزيزا
ربنا احفظ أحياءهم حفظا كريما وثبت أقدامهم ربنا وتقبل ميتهم وارزقهم الشهادة في سبيلك
ربنا أكمل هدايتهم وارض جهادهم ولا تخذلهم ربنا اجعل جهادهم كله صالحا واجعل كله لمرضاتك خالصا ولا تجعل لأحد منه شيئا ربنا إنك سميع الدعاء ومجيب الدعوات وصلى الله على محمد نبيك وعلى آله وسلم والحمد لله

Senin, 21 November 2011

SERUAN DO'A BAGI AHLUS SUNNAH & MUSLIMIN DI DAMMAJ

wahai saudaraku salafiyyin di Indonesia . . .

Kami selaku pengelola blog MENARA SUNNAH KHATULISTIWA yang pernah mengenyam jasa kaum muslimin dan ahlus sunnah di markiz Dammaj, Sho'dah, Yaman mengajak saudara sekalian untuk mendoakan kebaikan, pertolongan dan ketegaran diatas Islam dan Sunnah bagi ahlus sunnah di Dammaj secara khusus dan kaum muslimin disana secara umum dari serangan dan embargo keji yang dilancarkan oleh pasukan rofidhoh pengikut al khutsiy _ semoga Alloh menghancurkan dan menghinakan pasukan ini_ selama beberapa pekan ini.

wahai saudaraku salafiyyin di Indonesia . . .

sungguh ahlus sunnah dan kaum muslimin di Dammaj memiliki jasa besar atas dakwah salafiyyah dinegeri kalian ini, sejak zaman yang mulia Asy Syaikh Muqbil رحمه الله hingga sekarang dan selamanya biidznillah, dan kesemuanya adalah hanya dengan kemurahan dari Alloh.

{ هل جزاء الإحسان إلا الإحسان }

ربنا انصر إخواننا اهل السنة بأرضك دماج وثبت أقدامهم على دينك
ربنا احفظ أحياءهم وتقبل ميتهم
ربنا اهلك الرافضة الكفرة في دماج وفي كل مكان فإنهم أعداءك وأعداء أولياءك
ربنا إنك سميع الدعاء
وصلى الله على محمد وعلى آله وسلم والحمد لله

Al 'Allamah Al Fawzan : Tentang Partai Salafy di Mesir

هذا شخص من مصر يقول : لا يخفى عليكم الأحداث القائمة في مصر من مسارعة بعض الشيوخ المعروفين لدى الكثير من الناس من إنشاء حزب سموّه حزب النور السلفي من أجل مقاومة التيارات الليبرالية والعلمانية ، فهل يجوز للمسلم أن ينضم إلى هذه الأحزاب أو يعطيها صوته في الإنتخابات ، أتمنى أن تبسطوا الجواب لحاجتنا لذلك بارك الله في أعمالك ؟

العلامة صالح الفوزان حفظه الله :
الواجب على المسلم في وقت الفتن أن يتجنبها وأن يبتعد عنها إلى أن تهدأ ، ولا يدخل فيها ، هذا الواجب على المسلم .
والأحزاب هذه والتكتلات قد تجر إلى شر وإلى فتنة وإلى اقتتال فيما بينها ، فالمسلم يتجنب الفتن مهما استطاع ، يسأل الله العافية ويدعو للمسلمين بأن يفرج الله عنهم ويزيل عنهم هذه الفتنة وهذه الشدة ، نعم .

ini seorang dari Mesir bertanya : " Tidaklah tersembunyi dari anda peristiwa - peristiwa yang tterjadi di Mesir berupa keterburu - buruan sebagian masyaikh yang telah dikenal oleh banyak orang yang mendirikan partai An Nur As Salafiy untuk menandingi serangan partai - partai liberalis, maka apakah diperbolehkan bagi seorang muslim untuk bergabung dengan partai tersebut atau untuk memberikan suaranya didalam pemilu, saya berharap anda berkenan menjawab sebab kami membutuhkan jawaban itu, semoga Alloh memberkahi pekerjaan anda ? ".
Al 'Allamah Sholih Al Fawzan حفظه الله : " Yang wajib atas seorang muslim diwaktu banyak fitnah adalah menghindar darinya dan menjauhinya hingga tenang kembali, inilah yang wajib atas seorang muslim. Adapun partai - partai ini serta perekrutan - perekrutan ini maka ia bisa menyeret kepada kejelekan, kepada fitnah, kepada peperangan diantara mereka, jadi, seorang muslim wajib menghindar dari fitnah sekuat tenaganya, dia hendaknya memohon kepada Alloh keselamatan dan meminta untuk kaum muslimin agar Alloh memberi jalan keluar untuk mereka serta agar menghilangkan dari mereka fitnah dan kesengsaraan ini, na'am ".

Sabtu, 19 November 2011

FOREVER IN LOVE

{ هل ينظرون إلا الساعة أن تأتيهم بغتة وهم لا يشعرون (*) الأخلاء يومئذ بعضهم لبعض عدو إلا المتقون } [ الزخروف : 66 – 67 ]

Alloh berfirman : “ Bukankah orang – orang musyrik, orang – orang yang mendustakan para rasul itu tiada lain mereka hanya menunggu – nunggu datangnya kiyamat yang datang kepada mereka secara tiba – tiba dalam keadaan mereka tidak menyadarinya yaitu bahwa kiyamat pastilah terjadi dalam keadaan mereka lalai darinya, tidak bersiap – siap untuk menghadapinya sehingga ketika ia datang maka ia datang dalam waktu mereka tidak menyadarinya, hari itu merekapun menyesal sebesar – besarnya sebab tiada lagi sesuatupun yang bermanfaat bagi mereka tidak pula mereka dapat menolaknya. Sedangkan firmanNya : orang – orang yang saling berkasih sayang, dihari itu satu dengan yang lain menjadi musuh kecuali mereka yang bertaqwa, yaitu bahwa setiap persahabatan bukan karena Alloh maka dihari kiyamat akan berubah menjadi permusuhan kecuali jika karena Alloh, maka persahabatan yang karena Alloh adalah abadi ”._[ Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim ( 7 / 237 ) cet. Daruth Thoibah ]

Disebut “ karena Alloh ” karena cinta dan persahabatannya kepada orang lain adalah sebab orang tersebut taat kepada Alloh, artinya cintanya bukan karena kekerabatan, karena nasab, bukan pula karena tujuan keduniawiyahan, akan tetapi hanya kerena Alloh._[ Syarhu Kitabil Iman Min Mukhtashori Shohihi Muslim ( 121 ) lin Najdiy ]

Al hasil bahwa ayat diatas memberikan beberapa faidah diantaranya : “ Setiap jalinan kasih sayang maka dihari kiyamat nanti akan terputus kecuali jalinan karena Alloh, juga menjelaskan keutamaan taqwa dan orang – orang yang bertaqwa, dan menjelaskan bahwa seorang lelaki akan dikumpulkan kembali bersama istrinya yang muslimah disurga ”._[ At Tafsir Al Maudhu’iy ( 7 / 134 ) Univ. Syariqoh, UEA ]

Adapun mereka yang merajut cinta dan persahabatan bukan karena Alloh namun karena tendensi – tendensi nafsu maupun keduniaan semata maka “ mereka adalah orang – orang yang paling sengsara siksanya lagi paling bangkrut pahalanya, sebab seorang yang dimabuk rindu oleh rupa yang diharamkan baginya niscaya hatinya akan senantiasa terikat dengannya, akan senantiasa diperbudak olehnya sehingga pada yang semisal ini akan bertumpuk beragam kejelekan dan kerusakan, tiada yang dapat menghitung banyaknya kecuali Robbul ‘Ibad ”._[ Risalah Al ‘Ubudiyyah ( 73 ) libni Taimiyyah cet. Darul Asholah ]

Itulah cinta dan persahabatan yang hati para pemiliknya telah berpaling dari Alloh, menjauh dariNya dan lalai sehingga obatnya adalah “ cinta sejati yang dibangun diatas keikhlasan dan ibadah kepada Alloh atau timbulnya kekhawatiran akan tertimpa marabahaya sebab cinta dan persahabatannya ”._[ idem ( 74 ) ]

والله الموفق لما يحب ويرضى وصلى الله على محمد وآله وسلم والحمد لله

Rabu, 16 November 2011

AL 'ALLAMAH AL FAWZAN حفظه الله : MENGGAMBAR DENGAN KAMERA ADALAH HAROM !

Berkata Asy Syaikh Abu Musa Al Hajjawiy rohimahulloh : “ dan ( diharamkan ) attashwir serta mempergunakannya ”. [ matan kitab Zadul Mustaqni’ ]

Penjelasan Asy Syaikh Sholih Al Fawzan hafidzohulloh : “ attashwir adalah menggambar materi yang memiliki ruh ( binatang, manusia, malaikat dan jin_pent ), perbuatan ini adalah sangat diharamkan sebab terdapat padanya persaingan terhadap perbuatan Alloh yaitu mencipta dan sebab ia merupakan wasilah kepada kesyirikan.

[ serta mepergunakannya ] yaitu diharamkan juga mempergunakan gambar untuk pakaian,dengan seseorang memakai pakaian yang bergambar materi yang memiliki ruh, baik didalam sholat maupun diluar sholat sebab ia telah mengusung gambar yang diharamkan.

Tidak diperbolehkan juga memasang tirai dinding dengan gambar – gambar materi yang memiliki ruh sebab Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam pernah melihat hal itu maka beliau marah dan tidak berkenan memasuki rumah hingga tirai tersebut dikoyak – koyak atau dimusnahkan.

Sehingga tidaklah diperbolehkan mempergunakan gambar materi yang memiliki ruh pada pakaian atau tirai atau yang lain, sebagaimana tidak diperbolehkan juga menggantung gambar – gambar tersebut sebab ini adalah wasilah untuk diagungkannnya gambar tersebut dan kemudian dipujanya dengan peribadahan.

Apabila seseorang mempergunakannya didalam sholat maka urusannya menjadi lebih fatal ! dan apabila gambarnya adalah gambar salib maka lebih fatal juga sebab terdapat unsur menyerupai para nasrani, merekalah yang mengusung salib dileher – leher atau dipakaian mereka.

( diharamkan menggambar materi yang memiliki ruh ) sama saja apakah dengan cara dipahat ( ukir – ukiran ), dengan pensil atau dengan diambil gambar tersebut menggunakan alat ( kamera dan sejenisnya ), semuanya ini adalah diharamkan sebab Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam telah melaknati para pembuat gambar tanpa beliau mengecualikan. Beliau bersabda ( yang terjemahannya ) : (( orang yang paling berat siksanya dihari qiyamat adalah mereka – mereka yang melakukan persaingan terhadap perbuatan Alloh yaitu mencipta makhluk )).

Didalam hadits qudsiy, Alloh Ta’ala berfirman ( yang terjemahannya ) : (( tidak ada orang yang lebih dzolim dibandingkan orang yang menggambar seperti ciptaanku, maka cobalah hendaknya mereka mencipta biji gandum atau biji tepung ! )).

Maka menggambar dengan segala macamnya adalah diharamkan ! dengan peralatan apapun ! sedangkan mereka yang menyatakan memfoto adalah dihalalkan, berarti mereka telah mentakhshish ( membuat pengecualian ) sabda Rasul sholallohu ‘alaihi wasallam dengan tanpa dalil. Rasul sholallohu ‘alaihi wasallam beliau bersabda ( yang terjemahannya ) : (( setiap pembuat gambar materi yang memiliki ruh adalah dineraka )).

Sabda beliau ini persis seperti sabda yang lain ( yang terjemahannya ) : (( setiap bid’ah adalah sesat )) kemudian sebagian orang ada yang menyatakan akan adanya bid’ah yang hasanah, tidak semua bid’ah itu sesat. Ini artinya ia menentang Rasul sholallohu ‘alaihi wasallam.

Demikian halnya yang menyatakan bahwa sebagian bentuk menggambar materi yang memiliki ruh adalah dihalalkan, maka dia ini menentang sabda beliau sholallohu ‘alaihi wasallam ( yang terjemahannya ) : (( setiap pembuat gambar materi yang memiliki ruh adalah dineraka )).

Namun apabila keadaan terpaksa menuntut maka Alloh ‘Azza wa Jalla telah berfirman ( yang terjemahannya ) : { kecuali yang kalian terpaksa membutuhkannya } apabila seseorang terpaksa membutuhkan kepada gambar dirinya, dimana ia tidak akan mendapatkan kebutuhan – kebutuhannya melainkan dengan gambar semisal untuk kartu tanda penduduk atau passport maka ini adalah keterpaksaan ”__selesai dari kitab Asyarhul Mukhtashor ‘ala Zadil Mustaqni’ karya yang mulia Asy Syaikh Sholih Al Fawzan hafidzohulloh ( 1 / 339 – 341 ) cet. Darul ‘Ashimah, 2004.

SYAIKH AL JAILANIY TENTANG TAQDIR & KESALAH PAHAMAN ALI AL HALABIY DALAM CATATANNYA

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh : “ Dan kepada inilah Syaikh Abdul Qodir rohimahulloh mengisyaratkan sebagaimana pada pernyataan yang dinisbatkan kepada beliau, beliau jelaskan bahwa kebanyakan para pengikut shufiyyah jika mereka telah berhadapan dengan qodho’ dan qodar maka mereka pasrah . . . ”.

Berkata Ali Al Halabiy waffaqohulloh memberikan catatan kaki atas pernyataan yang dinisbatkan kepada syaikh Abdul Qodir rohimahulloh diatas dengan kalimat : “ dan itulah yang benar ; dimana untuk tidak semestinya berlarut – larut dalam beragam letak pembahasan taqdir sebagaimana telah shohih dari sabda nabi sholallohu ‘alaihi wasallam : (( jika dibicarakan taqdir maka diamlah kalian )). Periksalah takhrijnya didalam Ash Shohihah ( 34 ) ”._sekian dari [ Al ‘Ubudiyyah Libni Taimiyyah tahqiq Ali Al Halabiy, Darul Asholah cet. III th. 1419 halm. 31 – 32 footnote. 1 ]

Catatan kaki Ali Al Halabiy diatas jelas sangat keliru dan bertentangan dengan kebenaran serta apa yang ada dalam pernyataan yang dinisbatkan kepada syaikh Abdul Qodir, sisi kesalah pahamannya akan diketahui ketika kita menyimak lengkap dari pernyataan yang dinisbatkan kepada syaikh rohimahulloh.

Berkata syaikh rohimahulloh melanjutkan : “ . . . kecuali diriku, maka adapun diriku sesungguhnya telah tersingkap bagiku jendela maka aku melawan taqdir Alloh untuk mengikuti kebenaran yang juga telah ditaqdirkan, seorang sejati adalah siapa yang melawan taqdir bukan siapa yang menyerah kepada taqdir ”._sekian dari [ Al ‘Ubudiyyah tahqiq Ali Al Halabiy halm. 32 Darul Asholah cet. III th. 1419 ]

Untuk lebih gamblangnya maka silakan simak penjelasan yang mulia syaikh Abdul Azizi Ar Rojihiy hafidzohulloh dalam syarohnya terhadap risalah Al ‘Ubudiyyah atas pernyataan yang dinisbatkan kepada syaikh Abdul Qodir rohimahulloh diatas. Beliau hafidzohulloh berkata : “ Berkata penulis rohimahulloh : bahwa syaikh Abdul Qodir Al jailaniy rohimhulloh berdasar pada apa yang dinisbatkan kepada beliau berkata : banyak dari para pengikut shufiyyah jika mereka berhadapan dengan qodho’ dan qodar maka mereka pasrah, pasrah maknanya selesai, dia melihat kepada qodho dan qodar kemudian dia tidak mau bergerak, ditaqdirkan atasnya jatuh kedalam maksiat maka_selesai sudah_ dia tidaklah mau bertaubat tidak pula mau berbuat lain, dia menyerah kepada qodho dan qodar, beliau berkata : ini adalah keliru ! adapun diriku, maka telah tersingkap bagiku tirai sehingga aku melawan taqdirnya Al Haq dengan al haq untuk al haq, Maknanya beliau katakan : aku tidaklah berhenti dibatasan ini, yaitu dihadapan taqdir namun aku melawan taqdirnya Al Haq, Al Haq yang pertama adalah Alloh sedang dengan al haq maknanya adalah dengan apa yang datang dari rasululloh untuk tujuan al haq, maknanya : tidaklah aku menyerah dihadapan taqdir, maksiat adalah sesuatu yang telah ditaqdirkan, apabila Alloh taqdirkan aku berbuat maksiat maka aku tidak akan diam, namun aku akan bertaubat kepada Alloh, aku lawan taqdir dengan taqdir, aku lawan taqdir maksiat dengan taqdir taat dan taubat. Taubatlah kepada Alloh dan jangan menyerah ! banyak dari para pengikut shufiyyah _selesai sudah_ dia melihat bahwa taqdir maksiat atasnya, kekufuran juga ditaqdirkan menimpanya _kita memohon keselamat darinya_ mereka menyerah. Beliau berkata : ini adalah keliru ! . . .dst ”._dari www.taimiah.org

ستبدي لك الأيام ما كنت جاهلا * * * ويأتيك بالأخبار من لم يتزود

Rabu, 09 November 2011

KAJIAN DI KAB. KETAPANG

" Yang Manfaat Tetap Exist "

Biidznillah . . .
Hadir kembali kajian Ahlus Sunnah di Kab. Ketapang . . .

Jum'at 15 Dzulhijjah s.d. Ahad 17 Dzulhijjah 1432
Ba'da sholat Maghrib s.d. jam 21 : 00 wib di Masjid Al Falah, Mulia Baru, Ketapang
Mengkaji 20 Hadits Aqidah Pilihan dari Kitab Iman - Shohih Muslim
pemateri : Ust. Abu Unaisah Jabir حفظه الله تعالى

Informasi : Bp. Uti Wiliyam di 0821 595 477 79

Minggu, 30 Oktober 2011

RANGKAIAN DAUROH UST. ABU ZAKARIA حفظه الله

" Yang Manfa'at Tetap Exist "

Biidznillah . . .

" ARBA' QOWA'ID TADUR 'ALAUHAL AHKAM
WA YALIHI NUBDZAH FIT TIBA'IN NUSHUSH WACHTIROMIL 'ULAMA "
LIL IMAM AL MUJADDID IBNU ABDUL WAHHAB رحمه الله

Ahad, 03 Dzulhijjah 1432 jam 12 : 00 s.d. 21 : 00 wib di Masjid Al Manar, Pontianak
Senin ,04 Dzulhijjah 1432 jam 18 : 00 s.d. 21 : 00 wib di kec. Tayan
Selasa, 05 Dzulhijjah s.d. Rabu, 06 Dzulhijjah 1432 jam 18 : 00 s.d. 21 : 00 wib di Pontianak

Informasi : Abu Unaisah di 0815 703 8757

Senin, 17 Oktober 2011

STATUS HUKUM ORANG MENINGGALKAN SHOLAT DALAM FATAWA ASY SYAIKH MUQBIL rohimahulloh

FATWA I :

Soal ( 10 ) : Apakah orang yang meninggalkan sholat teranggap kafir ?

Jawab ( 10 ) : Orang yang meninggalkan sholat teranggap kafir berdasar apa yang diriwayatkan oleh al Imam Ahmad didalam kitab al Musnad juga Muslim didalam kitab Shohihnya dari Jabir rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda yang terjemahannya : “ tidak ada pemisah antara seorang hamba dengan kekafiran atau kesyirikan kecuali sholat ”. berdasar pula kepada apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Buraidah rodhiyallohu ‘anhu berkata bahwa Nabi sholallohu ‘alaih wasallam bersabda yang terjemahannya : “ perjanjian yang ada antara kita dengan mereka adalah sholat maka barang siapa meninggalkannya berarti ia telah kafir ”. Alloh Robbul ‘Izzah berfirman didalam kitabNya yang Mulia :

{ فخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا }

Yang terjemahannya : { maka kemudian menggantikan mereka sebuah generasi yang mereka menyia – nyiakan sholat dan mengikuti beragam syahwat, maka niscaya mereka akan menemui kesesatan }.

Jadi yang benar dari beragam pendapat para ulama bahwa orang yang meninggalkan sholat adalah teranggap kafir, sama saja apakah dia meninggalkannya sebab mengingkari wajibnya sholat atau tidak. Ini adalah madzhab al Imam Ahmad bin Hambal sebagaimana ini juga merupakan madzhab sekelompok dari kalangan sahabat rodhiyallohu ‘anhum, bahkan sebagian ulama diantaranya Abu Muhammad Ibnu Hazm menyebutkan nama – nama sahabat tersebut kemudian beliau menyatakan : aku tidak mengetahui adanya sahabat lain yang menyelisihi mereka dalam hal ini._ selesai dari [ kitab Ijabatus Sail ( 41 ) cet. Darul Haromain, Kaero, cetakan ke 2 th. 1420 ]

SEGERA . . . ! WASIAT KUBRO : MERAJUT CINTA

" Yang Manfaat Tetap Exist "

Biidznillah . . .
segera hadir dipenghujung Dzilqi'dah ini dikota Pontianak dan sekitarnya ;
Dauroh kitab Al Washiyyatul Kubro karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah &
risalah Fiet Tiba'in Nushush Wachtiromil Ulama karya Syaikhul Islam Ibnu Abdil Wahhab rohimahumalloh

Bersama :
1. Ust. Abu Zakariya Rizky hafidzohulloh ( Darul Hadits, Dammaj, Yaman )
2. Ust. Ali Masa'id Lc. MA. hafidzohulloh ( pasca sarjana Univ. Azhar, Mesir )

Persiapkan diri dan hati tuk kaji Ilmu Syar'i dan raih ridho Ilahi . . !
informasi : Abu Muhammad Ustman di 0812 570 445 51

Senin, 10 Oktober 2011

DAUROH KITAB AL ARBA'IN AN NAWAWIYYAH

" YANG MANFA'AT TETAP EXIST "

biidznillah . . .
Hadir dikota Pontianak

" DAUROH KITAB HADITS - HADITS AL ARBA'IN AN NAWAWIYAH "

bersama :
1. Ust. Abu Muhammad Fadhil hafidzohulloh ( markiz Darul Hadits, Dammaj, Yaman )
2. Ust. Abu Unaisah Jabir hafidzohulloh ( markiz Darul Hadits, Dammaj, Yaman )

Catat jadwalnya : 23 oktober - 24 Nopember 2011
[ setiap hari Ahad - Kamis, jam 18 : 00 - 20 : 30 WIB ]
bertempat : Surau Al Ikhlas Jl. Imam Bonjol Gg. Keluarga

GRATIS ...!!! Simak kajiannya, ikuti musabaqoh hafalan matannya
& raih pahalanya insyaalloh dunia - akherat !!!

penyelenggara : Ma'had Manarus Sunnah - Pontianak - Kalbar
informasi : Abu Irhaz 0852 522 91572


Selasa, 04 Oktober 2011

KEJAHATAN KAEDAH - KAEDAH BARU TERHADAP PENGUSUNGNYA

Berkata Asy Asyaikh Abu Ishaq Asyathibiy rohimahulloh : “ Para ahlul bid’ah pengekor hawa nafsu, apabila bid’ah telah menancap kuat dalam diri mereka niscaya mereka tidak akan memperdulikan apapun, mereka tidak akan menilai apa – apa segala pendapat yang menyelisishi pandangan mereka, mereka tidak akan mengkaji ulang pendapat – pendapat akal mereka seperti pengkajiannya orang yang mencurigai dirinya jatuh dalam kekeliruan dan seperti orang yang berhenti ketika berhadapan dengan berbagai pertanyaan dalam pengkajian pendapatnya yang padahal mengkaji ulang secara demikian ini adalah sifat para orang berakal yang mu’tabar ”._ [ kitab Al I’tishom ( 2 / 269 ) ]

Berkata Asy Syaikh Taqiyyuddien Ibnu Taimiyyah rohimahulloh : “ Tiadakah engkau lihat bahwa orang yang menganggap besar dirinya dengan kebatilan pastilah dia berhasrat untuk selalu membela setiap ucapannya meskipun keliru ”._ [ kitab Iqtidho’ush Shirothil Mustaqim ( … ) ]

Beliau rohimahulloh juga berkata : “ Kesimpulannya ; bahwa setiap orang yang dia kokoh diatas kebid’ahannya niscaya dia akan berpandangan bahwa analogi – analoginya statis terus berlaku dikarenakan didalam analogi – analoginya terdapat penyetaraan dua hal yang serupa menurutnya meskipun hal itu berkonsekwensi kepada banyak penyelisihannya terhadap dalil – dalil ”._ [ Mawsu’ah Fatawa Libni Taimiyyah dari Ruhul Islam ]

Sebelum itu rohimakumulloh ! maka sesungguhnya Alloh telah berfirman :

{ فلمَّا زاغوا أزاغ الله قلوبهم } الصف : ( 5 )

Berkata Asy Syaikh Abul Fida’ Ibnu Katsir rohimahulloh dalam menafsirkannya : “ tatkala mereka menyimpang dari mengikuti kebenaran padahal mereka mengetahui kebenaran itu maka Alloh menyesatkan hati mereka dari hidayah dan mengokohkan keragu – raguan, kebingungan serta kehinaan dalam hati mereka ”._ [ kitab Tafsir Al Qur’an Al ‘Adzim ( 8 / 109 ) ]

وصلى الله على محمد وسلم والله أعلم والحمد لله

KESUNNAHAN WITIR 3 ROKA’AT DUA SALA

SEKILAS TENTANG SYAIKH ABUL HASAN MA'RIB

Berkata Mufti Kerajaan Saudi Arabia bagian selatan Asy Asyaikh Al ‘Allamah Ahmad bin Yahya An Najmiy ( lahir 22 Syawwal 1346 – wafat 21 Rojab 1429 ) rohimahulloh : “ . . . adapun Abul Hasan, maka dia adalah seorang anak muda yang amat tertipu, ia menulis satu atau dua kitab namun ia tidak memurnikan substansi kitab untuk kebenaran, tidak pula ia berjalan bersama dalil – dalil, bahkan lebih dari itu ia menuai banyak kritikan, ini dia ditinjau dari segi umum. Adapun ditinjau dari segi khusus yang telah bermula semenjak dua tahun terakhir maka sesungguhnya kami mendapati bahwa Abul Hasan berupaya menebar kerancuan dalam keabsahan berhujjah dengan khobar ahad yang shohih berdasar kaedah ilmu mustholah, dan sikap dia ini berarti menyelisihi Ahlus Sunnah, yang artinya dia malah mengadopsi pemikiran Mu’tazilah serta sekte – sekte yang sejalan dengan Mu’tazilah.
Kedua, dia berpandangan bolehnya mengarahkan ucapan – ucapan atau sikap yang tidak terperinci ( mujmal ) dari seseorang kepada ucapan – ucapan atau sikap yang terperinci darinya dikesempatan lain ( mubayyan ), dan ini juga bertentangan dengan ajaran para as Salaf yaitu tidak bolehnya mengarahkan mujmal yang terlahir dari seseorang kepada mubayyan keculi hanya diterapkan pada sabda nabi sholallohu ‘alaihi wasallam.
Ketiga, dia menghina dan merendahkan Ahlus Sunnah dan sebaliknya dia menghormati dan mentokohkan ahlul bida’. Dia berkomentar tentang Ahlus Sunnah : ( mereka adalah orang – orang awam rendahan ) atau ( mereka adalah orang – orang rendahan ) atau ( mereka adalah para amatiran ) dan lain sebagainya dari lafadz – lafadz pelecehan. Adapun ahlul bida’ maka baginya mereka adalah para tokoh besar, tatkala ia diberi berita seputar penyimpangan al Maghrowiy maka dia menjawab : bagaimana aku mesti melenyapkan gunung yang kokoh ( seorang tokoh besar ) ??
Keempat, dia banyak memberikan toleransi dan mencarikan alasan untuk para ahlul bida’ semisal Sayyid Quthub, seorang ahlul bida’ yang didalam pengantar tafsir surat al Hujurot menetapkan bahwa umat Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam seluruhnya telah murtad dari dien mereka, bahwa tidak ada sekarang sebuah negeri muslimpun, bahwa tidak terdapati pula sekarang ini sebuah masyarakat muslim yang tatanan mu’amalahnya berdasar syari’at Alloh, dia menyatakan hal itu di ( fie dzilalil Qur’an 4 / 21 – 22 ) Sayyid Quthub ini didalam tafsir surat Yunus juga menetapkan bahwa masjid – masjid kaum muslimin adalah tempat – tempat pemujaan berhala, dan dia ditafsir surat al Ikhlash menetapkan wihdatul wujud.
Kelima, dia ( Abul hasan ) ini juga memberikan toleransi serta mencarikan udzur bagi al Maghriwoy seorang gembong sekte takfiriy.
Keenam, dia singgah ketempat para ahlul bida’ dan ia disambut oleh para ahlul bida’ dimana ia singgah, diapun tidak akan akrab kecuali dengan mereka.
Ketujuh, dia ditanya tentang kelompok al Ikhwanul Muslimin, termasuk ahlus sunnahkah mereka ? dia menjawab : na’am !.
Kedelapan, beberapa tokoh Ahlus Sunnah yang terpercaya telah bersaksi bahwa mereka pengalaman akan kebiasaan abul hasan berdusta dalam banyak hal.
Inilah kondisi Abul Hasan !!!. Lalu bagaimana kita dapat mengatakan bahwa Ahlus Sunnah terpecah dengan sebab dua orang ? mafhum dari ucapanmu dalam telepon kepadaku bahwa kedua orang ini adalah bersama Ahlus Sunnah, apakah bisa dibenarkan bahwa Abul Hasan termasuk Ahlus Sunnah dengan setumpuk penyimpangan yang dia usung ? jawabnya adalah tidak bisa dibenarkan ! dan apakah bisa dibenarkan bahwa para pengekor Abul Hasan adalah termasuk Ahlus Sunnah ? jawabnya adalah tidak bisa dibenarkan. Namun jika kamu berkeyakinan bahwa Abul Hasan dan para pengekornya adalah termasuk Ahlus Sunnah maka kami sangatlah menyayangkan hal tersebut dan kami menasehatimu untuk bertaubat dari pernyataan semisal itu !! ”._[ risalah Ta’aqubat Asy Asyaikh An Najmiy ‘ala risalah Rifqon ( 22 – 23 ) ta’liq Husain bin Ahmad ]

Kamis, 11 Agustus 2011

SUNNAH POSISI TANGAN KETIKA I'TIDAL SETELAH RUKU' [ bag. I ]

Berkata al ‘Allamah al Qodhiy Abul Hasan Ali bin Sulaiman al Mardawiy al Hambaliy rohimahulloh : “ . . . kemudian mengangkat kepala dibarengi dengan mengangkat kedua tangannya seraya wajib mengucapkan sami’allohu liman hamidah bagi imam atau munfarid dengan lafadz yang berurut, kemudian ditegaskan oleh al Imam Ahmad jika ia ingin menjulurkan kedua tangannya maka dipersilakan atau jika ingin bersedekap maka juga dipersilakan ”._ [ kitab at Tangqihul Musybi’ ( 92 ) cet. Maktabatur Rusyd ]

Inilah pendapat yang menjadi ketetapan madzhab al Imam Ahmad dalam hal ini yaitu adanya kebebasan antara bersedekap atau meluruskan kedua tangannya. Masing – masing boleh diamalkan dan masing – masing berdasar kepada dalil dan tidak ada riwayat pembid’ahannya dari al Imam Ahmad.

Dalil – dalil yang mensunnahkan bersedekap

1. Hadits Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu riwayat Abu Dawud ( 643 ) dan at Tirmidziy ( 376 ) dengan lafadz :

(( أن رسول اللّه صلى الله عليه وسلم نهى عن السَّدْلِ في الصلاة ))

Terjemah hadits : (( Bahwa Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam melarang as sadl dalam sholat )).

Derajat hadits : Riwayat Abu Dawud dihukumi dhoif oleh Abu Dawud sendiri dalam kitab sunannya. Sedang riwayat at Tirmidziy maka beliau mengisyaratkan akan kelemahannya, dalam sunannya beliau menyatakan : “ Hadits Abu Huroiroh ini maka kami tidaklah mengetahui dari jalan ‘Atho dari Abu Huroiroh secara marfu’ kecuali dari jalan ‘Isl bin Sufyan ”. Berkata al Khollal : “ Al Imam Ahmad ditanya tentang hadits as sadl yang dari Abu Huroiroh ? maka beliau menjawab : hadits itu tidaklah shohih sanadnya, beliau katakan : ‘Isl bin Sufyan bukanlah seorang yang kuat hapalan haditsnya ”. Berkata penulis at Tuhfatul Ahwadziy : “ ‘Isl bin Sufyan telah divonis lemah oleh mayoritas pakar hadits ”._ [ at Tuhfatul Ahwadziy ( 2 / 380 ) MSH ]

Namun sebagian ulama menghukumi shohih riwayat Abu Dawud dan hasan untuk riwayat at Tirmidziy, mereka adalah penulis at Tuhfah ( 2 / 381 ) dan al Albaniy dalam Shohih wa Dhoif Sunan Abi Dawud ( no. 643 ) dan Shohih wa Dhoif sunan at Tirmidziy ( no. 378 ) juga Badi’uddien ar Rosyidiy dalam risalah Ziyadatul Khusyu’ ( 14 )

Kesimpulan : Hukum yang ditetapkan oleh al Imam Ahmad akan lemahnya hadits ini lebih menenangkan hati, wallohua’lam.

Sisi pendalilan : as sadl yang dilarang dalam hadits ini maknanya secara bahasa adalah menjulurkan atau meluruskan [ lihat al Qomus ( 913 ) ], sedang secara syari’ah maka ia dipakai untuk pakaian maupun anggota badan seperti rambut termasuk tangan, oleh karenanya berkata al Minawiy rohimahulloh mensyarah hadits tersebut : “ yang dimaksud adalah meluruskan tangan ”._[ Faidhul Qodir ( 6 / 315 ) dari Ziyadatul Khusyu’ ( 17 ) ] namun larangan disini diarahkan kepada kemakruhan sebagaimana at Tirmidziy menegaskan hal tersebut dalam sunannya dari para ulama, Ahmad dan Ibnul Mubarok. Artinya bahwa I’tidal setelah ruku’ termasuk bagian dari sholat maka makruh didalamnya untuk meluruskan tangan sehingga sebaliknya disunnahkan untuk bersedekap, Wallohu a’lam.

2. Hadits Wa’il bin Hujr riwayat an Nasa’iy dalam sunannya ( 887 ) dengan lafadz :

رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا كان قائما في الصلاة قبض بيمينه على شماله

Terjemah hadits : Aku melihat Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam jika beliau berdiri dalam sholat maka beliau bersedekap.

Derajat hadits : Sanad hadits ini dihukumi shohih oleh al Albaniy dalam Shohih wa Dhoif Sunan an Nasa’iy ( 887 ) juga oleh Badi’uddien ar Rosyidiy dalam Ziyadatul Khusyu’ ( 18 ).

Sisi pendalilan : Bahwa I’tidal setelah ruku’ masuk dalam kategori keumuman (( berdiri )) dalam hadits tersebut yang keumumannya ditunjukkan oleh lafadz (( idza = jika )) maka berarti posisi sunnah dalam berdiri setelah ruku’ adalah juga bersedekap sebagaimana cakupan keumuman lafadz hadits. Sunnah sebab ini adalah perbuatan Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam, wallohu a’lam.

3. Hadits Wa’il bin Hujr rodhiyallohu ‘anhu riwayat Abdulloh bin Ahmad dalam zawaid musnadnya ( musnad Kufiyyin no. 18.871 ) dengan lafadz :

(( رأيت النبي صلى الله عليه وسلم حين كبر رفع يديه حذاء أذنيه ثم حين ركع ثم حين قال سمع الله لمن حمده رفع يديه ورأيته ممسكا يمينه على شماله في الصلاة )) الحديث

Terjemah hadits : Aku melihat Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam ketika bertakbir, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua telinganya kemudian ketika ruku’ kemudian ketika mengucap sami’allohu liman hamidah, beliau mengangkat kedua tangannya dan aku lihat beliau memegang dengan telapak kanannya atas telapak kirinya ( bersedekap_pent.) dalam sholat.

Derajat hadits :

Sisi pendalilan : Hadits ini menunjukkan bahwa posisi tangan bersedekap ketika beridiri termasuk berdiri diwaktu I’tidal setelah ruku’,wallohu a’lam.

4. Hadits Sahl bin Sa’ad as Sa’idiy rodhiyallohu ‘anhu riwayat al Bukhoriy dalam shohihnya ( 707 ) dengan lafadz :

(( كان الناس يؤمرون أن يضع الرجل اليد اليمنى على ذراعه اليسرى في الصلاة ))

Terjemah hadits : Masing – masing orang diperintahkan untuk meletakkan telapak tangan kanannya pada lengan kiri ( bersedekap_pent.) dalam sholat.

Derajat hadits : Shohih

Sisi pendalilan : Hadits secara umum menyatakan ( dalam sholat ) dan tidak menyatakan ( dalam keadaan berdiri ) sebab didalam sholat, posisi tangan ketika ruku’ adalah pada kedua lutut, ketika sujud adalah pada lantai, ketika duduk adalah pada kedua paha dan ketika berdiri_ mencakup berdiri sebelum ruku’ ataupun sesudah ruku’_ adalah bersedekap, wallohu a’lam. [ lihat kitab Asyarhul Mumti’ ( 3 / 103 – 104 ) MFK ]

Munaqosyah dalil – dalil diatas : Bahwa dalil – dalil diatas tidaklah tegas menetapkan posisi bersedekap ketika I’tidal setelah ruku’. Berkata al ‘Allamah Ibnul ‘Utsaimin rohimahulloh : “ Yang ditegaskan dari al Imam Ahmad bahwa seseorang diberi pilihan antara meluruskan kedua tangannya atau bersedekap. Seolah – olah al Imam Amad berpendapat demikian dikarenakan tidak terdapatinya dalam hadits – hadits yang menunjukkan hal ini dengan tegas sehingga beliaupun berpendapat bahwa seseorang diberi pilihan dalam hal ini . . .”._[ kitab Asyarhul Mumti’ ( 3 / 103 ) MFK ] . . .bersambung insyaalloh.

MENARA SUNNAH KHATULISTIWA

Artikel-artikel islam ilmiyah dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Arab, Insya Allah diasuh oleh Abu Unaisah Jabir bin Tunari