قال الله سبحانه وتعالى : { فإذا قضيت الصلاة فانتشروا في الأرض وابتغوا من فضل الله واذكروا الله كثيرا لعلكم تفلحون } الجمعة : 10
Terjemahan ayat : { lalu jika sholat jum’at telah selesai maka bertebaranlah dimuka bumi dan carilah sebagian dari kebaikan Alloh dan banyak – banyaklah mengingat Alloh semoga kalian beruntung } [ Al Jumu’ah : 10 ]
Didalam ayat diatas terkandung pelajaran “ akan bolehnya sibuk dengan urusan perdagangan dan urusan – urusan penopang hidup sebelum sholat dan selepas sholat jum’at ”._ [ kitab Tafsir Maudhu’iy ( 8 / 162 ) cet. Univ. Syariqoh, UEA ]
Pelajaran yang dipetik diatas ada keterkaitannya dengan ayat – ayat sebelumnya : “ tatkala Alloh melarang mereka dari bekerja setelah diperdengarkan adzan jum’at dan memerintahkan kepada mereka agar berkumpul menyimak khutbah maka Alloh mengizinkan kepada mereka selepas selesai sholat jum’at untuk bertebaran dimuka bumi ini dan untuk mencari sebagian dari kemurahan Alloh . . . dan banyak – banyaklah mengingat Alloh semoga kalian beruntung yaitu dalam keadaan kalian sedang berjual – beli dan dalam keadaan kalian mengambil hak dari orang lain atau memberi hak orang lain, perbanyak – banyaklah berdzikir dan jangan keduniaan ini melalaikan kalian dari apa yang bermanfaat bagi kalian dinegeri akherat nanti ”._ [ kitab Tafsir Al Qur’an Al Adzim ( 8 / 122 – 123 ) cet. Daruth Thoibah ]
Oleh karenanya wajar apabila kita mendapati beberapa ‘alim yang melarang penyelenggaraan pengajian atau taushiyah rutin bagi jamaah yang menghadiri jum’at selepas usai sholat jum’at.
Berkata Al Muwaffaq Ibnu Qudamah رحمه الله didalam kitabnya Al Mughni ( 2 / 365 ) : “ berkata Ahmad ( Ibnu Hambal ) : apabila mereka membacakan surat kepada orang – orang yang menghadiri jum’at selepas usai sholat jum’at maka pendapatku agar pembacaan tersebut disimak oleh hadirin yaitu jika surat tersebut berisikan berita kemenangan pasukan muslimin dalam menaklukkan negeri kafir, atau berisikan perkara yang terkait dengan urusan kaum mulimin makan hendaknya disimak, namun jika berupa pengajian maka hendaknya tidak perlu disimak ”._ [ lihat kitab Al Muntaqo Min Faroidil Fawaid, Ibnul Utsaimin ( 128 ) cet. Darul Waton ]
Bahkan penyelenggaraan pengajian rutin selepas sholat jum’at dinilai oleh Asy Syaikh Yahya Al Hajuriy حفظه الله sebagai perkara baru yang diada – adakan.
Diajukan kepada beliau pertanyaan : “ apakah dibolehkan memberikan pengajian nasehat selepas usai sholat jum’at ? dan bagaimanakah keabsahan apa yang diriwayatkan dari Al Imam Ahmad bahwa beliau menegaskan : barang siapa yang berceramah selepas sholat jum’at maka jangan kalian dengar kecuali jika penceramahnya adalah penguasa ? ”.
Beliau menjawab : “ atsar dari al Imam Ahmad tersebut maka aku tidak mengetahui shohih maupun dhoifnya namun merutinkan hal itu maka itu adalah termasuk muhdatsat perkara baru dalam dien ini, sedangkan jika ada pengumuman atau pemberitaan terkait urusan kaum muslimin yang diperlukan tanpa dirutinkan setiap selepas jum’at atau sekedar bertepatan tanpa ada direncanakan disetiap jum’atnya maka ditolerir, sebab Nabi صلى الله عليه وسلم dahulu terkadang terjadi suatu kejadian maka beliau berdiri untuk menjelaskan kepada hadirin adapun berupaya merutinkannya maka sesungguhnya Alloh telah berfirman : . . Asy Syaikh membacakan ayat 9 – 10 dari surat Al Jumu’ah . . dan berkata letak dalil kita adalah firmanNya فانتشروا في الأرض { maka bertebaranlah kalian dimuka bumi ini }. Adalah Nabi صلى الله عليه وسلم dahulu beliau menyampaikan permasalahan – permasalah yang dibutuhkan oleh manusia didalam setiap khutbah jum’atnya dan hendaknya demikian dilakukan oleh seluruh khotib berdasar kepada firman Alloh :
{ لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا }
Dan perintah { bertebaranlah kalian dimuka bumi } yang dimaksud didalam ayat jumu’ah diatas adalah perintah yang menunjukkan bolehnya hal tersebut ”._ [ kitab Al Kanzu Tsamin, Yahya Al Hajuriy ( 3 / 17 – 18 ) cet. Darul Kitab was Sunnah, Mesir ]
وصلى الله على محمد وآله وصحبه وسلم والله أعلم والحمد لله
Tidak ada komentar:
Posting Komentar