Rabu, 17 Oktober 2012

KEAGUNGAN 'AROFAH

Dinamakan hari ‘arofah adalah penisbatan kepada sebuah tempat yang bernama ‘arofah. Berkata Al Hafidz Ibnu Katsir : “ Arofah adalah tempat wukuf ketika berhaji yang merupakan rukun utama segala prosesi haji ”. Kemudian beliau menjelaskan : “ tempat tersebut dinamai arofah berdasar kepada apa yang diriwayatkan oleh Abdurrozaq dari Ibnu Juraij dari Said bin Musayyab dari Ali bin Abi Thalib berkata : (( Alloh mengutus Jibril kepada nabi Ibrahim untuk mengajarkan kepadanya manasik haji hingga ketika tiba diarofah, nabi Ibrahim berkata : ‘aroftu yang artinya aku mengenali tempat ini, dimana sebelumnya beliau pernah mendatangi tempat tersebut sehingga sebab itulah maka tempat tersebut dinamai ‘arofah )). Ibnul Mubarok juga meriwayatkan dari Abdulmalik bin Abu Sulaiman dari Atho’ mengatakan : (( dinamakan ‘arofah sebab dahulu Jibril mengajarkan manasik haji kepada nabi Ibrahim kemudian nabi Ibrahim menjawab : ‘aroftu – ‘aroftu yang artinya aku tahu – aku tahu, sebab itulah maka dinamakan arofah )). Semisal dengan riwayat ini datang pula riwayat dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan dari Abu Mijlaz. Wallohu a’lam ”. [ Tafsir Al Quran Al Adhim ( 1 / 552 ) cet. Daar Thoyibah ]
Hari ‘arofah, hari paling banyak jumlah manusia yang Alloh selamatkan dari neraka. Rasululloh bersabda :
(( ما من يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبيدا من النار من يوم عرفة وإنه ليدنو يتجلى ثم يباهي بهم الملائكة فيقول ما أراد هؤلاء )) رواه مسلم رقم 3275 والنسائي 3003 وابن ماجه 3014 عن عائشة
(( tidak ada hari yang didalamnya Alloh lebih banyak membebaskan hambaNya dari neraka dibandingkan hari ‘arofah, Alloh mendekat untuk menampakkan diri kemudian Dia membanggakan para hambaNya yang wukuf diarofah tersebut kepada para malaikatNya, Alloh berfirman : Apakah yang mereka inginkan ? )) [ HSR. Muslim no. 3275 An Nasaai no. 3003 dan Ibnu Majah no. 3014 dari Aisyah ]
Hari ‘arofah, hari yang berpuasa padanya akan menghapuskan dosa selama setahun yang telah berlalu dan yang akan datang.
Hari ‘arofah, hari yang Rasululloh dan para sahabat memperbanyak doa, dzikir dan takbir.
Hari ‘arofah, hari yang pernah mencatat khotbah mulia haji wada’nya rasul mulia. Jabir bin Abdillah menceritakan kisah khutbah mulia ini : “ Kemudian Rasululloh melanjutkan perjalanannya, orang – orang Quraisy yakin bahwa beliau bakal melaksanakan wukufnya diMasy’aril Harom yaitu Muzdalifah sebagaimana yang telah menjadi kebiasaan bangsa Quraisy dimasa – masa jahiliyah namun ternyata Rasululloh melewati Muzdalifah hingga tiba diArofah, beliau mendapati tendanya telah terpancang diNamiroh maka beliaupun berdiam didalam tendanya tersebut hingga jika matahari telah tergelincir, beliau menggerakkan onta kendaraannya yang bernama Al Qoshwaa’ berjalan menuju lembah dan menyampaikan khutbah mulianya kepada seluruh manusia. Beliau bersabda :
(( Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah terhormat sebagaimana terhormatnya hari kalian sekarang ini dalam bulan kalian sekarang ini dan dalam negeri kalian sekarang ini. Ketahuilah ! setiap perkara jahiliyah telah gugur, darah yang tertumpah dimasa jahilyah maka qishoshnya juga telah gugur ! Sesungguhnya darah yang tertumpah dimasa jahilah yang pertama kali aku gugurkan qishoshnya adalah darah – darah kami yaitu darah putera Robi’ah bin Harits yang dahulunya berada dalam asuhan bani Sa’ad namun kemudian dibunuh oleh Hudzeil. Sesungguhnya riba jahiliyah juga telah gugur ! riba yang pertama aku gugurkan adalah riba kami yaitu riba Abbas bin Abdulmutholib maka semuanya telah gugur ! Berbuat baiklah kalian terhadap isteri – isteri kalian sebab sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanah dari Alloh, kalian menghalalkan menggauli mereka adalah dengan kalimat ilahi ! Adapun hak kalian yang wajib mereka tunaikan adalah jangan mereka memasukkan seorangpun yang kalian tidak sukai kedalam rumah kalian namun jika mereka melanggarnya maka silakan pukul mereka dengan pukulan yang ringan, sedangkan hak mereka yang wajib kalian tunaikan adalah rezeki dan pakaian yang lumrah. Sungguh telah aku wariskan ditengah – tengah kalian sebuah warisan yang jika kalian berpegang dengannya niscaya kalian tidak akan tersesat selama – lamanya yaitu kitbulloh Al Quran. Kemudian bahwa kalian nantinya akan ditanya tentang diriku maka apakah jawab kalian ? para sahabat menjawab : Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan, engkau telah menunaikan dan telah menasehatkan ! Maka beliau mengangkat jari telunjuknya kelangit kemudian mengarahkannya kepada mereka seraya bersabda : Wahai Alloh saksikanlah ! wahai Alloh saksikanlah ! berulang sebanyak tiga kali )). [ HSR. Muslim no. 2941 ]       
Khutbah Rasululloh dihari ‘arofah ini menjadi sebuah sunnah diArofah yang hingga sekarang masih dilestarikan oleh kaum muslimin, walhamdulillah.
Hari ‘arofah, hari yang doa didalamnya merupakan doa paling mustajab. Rasululloh memberitahukan kepada umatnya akan hal itu dengan sabdanya :
(( خير الدعاء دعاء يوم عرفة ، وخير ما قلت أنا والنبيون قبلي : لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير )) رواه الترمذي رقم 3585 عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده ، قال : هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه .
(( Doa yang paling mustajab adalah doa dihari ‘arofah dan doa terbaik yang aku berikut nabi – nabi sebelumku ucapkan adalah : Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Alloh satu – satuNya yang tiada sekutu bagiNya, milikNyalah kerajaan yang sempurna dan milikNyalah pujian yang sempurna, Dia adalah maha kuasa atas segala sesuatu )) [ HR. At Tirmidzi no. 3585 dari Amer bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, At Tirmidzi menyatakan : Ini adalah hadits hasan ghorib dari sanad ini. ]
Hari ‘arofah, hari yang disunnahkan bertakbiran semenjak terbitnya fajar. Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim memaparkan : “ Diriwayatkan dari Rasululloh bahwa beliau bertakbiran semenjak sholat fajar dihari ‘arofah ini hingga ashar dihari terakhir hari – hari tasyriq, beliau mengucapkan : Allohu akbar – Allohu akbar, Laailaaha illallooh wallohu akbar walillahil hamd ! meskipun sanad riwayat ini tidaklah shohih namun inilah yang diamalkan oleh kaum muslimin dengan lafadz takbir dua kali, adapun dengan lafadz takbir tiga kali maka hanyalah teriwayatkan dari perbuatan Jabir dan Ibnu Abbas saja, akan tetapi kedua - dua cara itu semuanya bagus ”. [ Zaadul Ma’aad ( 2 / 360 ) cet. Ar Risaalah ]
Alhasil, bahwa hari ‘arofah adalah hari terbaik disepanjang tahunnya. Syaikh Muhyiddien An Nawawi dalam penjelasannya terhadap hadits Aisyah diatas menyatakan : “ Hadits ini sangat gamblang sekali menjelaskan akan fadhilah hari ‘arofah dan memang demikian adanya bahkan andaikan ada seorang suami yang berkata : Isteriku telah aku ceraikan dihari paling mulia ! maka menurut para ulama syafiiyah ada dua pendapat ; pertama, bahwa jatuh cerainya adalah dihari jum’at berdasar sabda nabi (( hari terbaik adalah hari jum’at )) sebagaimana telah disebutkan dalam shohih Muslim ini, namun pendapat yang paling benar bahwa jatuh cerainya adalah dihari ‘arofah berdasar hadits yang disebutkan didalam bab ini ”. [ Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim ( 9 / 121 ) darul ma’rifah ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENARA SUNNAH KHATULISTIWA

Artikel-artikel islam ilmiyah dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Arab, Insya Allah diasuh oleh Abu Unaisah Jabir bin Tunari