KEAGUNGAN 'AROFAH
Dinamakan hari ‘arofah adalah penisbatan kepada
sebuah tempat yang bernama ‘arofah. Berkata Al Hafidz Ibnu Katsir : “ Arofah
adalah tempat wukuf ketika berhaji yang merupakan rukun utama segala prosesi
haji ”. Kemudian beliau menjelaskan : “ tempat tersebut dinamai arofah berdasar
kepada apa yang diriwayatkan oleh Abdurrozaq dari Ibnu Juraij dari Said bin
Musayyab dari Ali bin Abi Thalib berkata : (( Alloh mengutus Jibril kepada nabi
Ibrahim untuk mengajarkan kepadanya manasik haji hingga ketika tiba diarofah,
nabi Ibrahim berkata : ‘aroftu yang artinya aku mengenali tempat ini, dimana
sebelumnya beliau pernah mendatangi tempat tersebut sehingga sebab itulah maka
tempat tersebut dinamai ‘arofah )). Ibnul Mubarok juga meriwayatkan dari
Abdulmalik bin Abu Sulaiman dari Atho’ mengatakan : (( dinamakan ‘arofah sebab
dahulu Jibril mengajarkan manasik haji kepada nabi Ibrahim kemudian nabi
Ibrahim menjawab : ‘aroftu – ‘aroftu yang artinya aku tahu – aku tahu, sebab
itulah maka dinamakan arofah )). Semisal dengan riwayat ini datang pula riwayat
dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan dari Abu Mijlaz. Wallohu a’lam ”. [ Tafsir Al
Quran Al Adhim ( 1 / 552 ) cet. Daar Thoyibah ]
Hari ‘arofah, hari paling banyak jumlah manusia
yang Alloh selamatkan dari neraka. Rasululloh bersabda :
((
ما من يوم أكثر من أن يعتق الله فيه عبيدا من النار من يوم عرفة وإنه ليدنو يتجلى
ثم يباهي بهم الملائكة فيقول ما أراد هؤلاء )) رواه مسلم رقم 3275
والنسائي 3003
وابن ماجه 3014 عن
عائشة
(( tidak
ada hari yang didalamnya Alloh lebih banyak membebaskan hambaNya dari neraka
dibandingkan hari ‘arofah, Alloh mendekat untuk menampakkan diri kemudian Dia
membanggakan para hambaNya yang wukuf diarofah tersebut kepada para
malaikatNya, Alloh berfirman : Apakah yang mereka inginkan ? )) [ HSR. Muslim
no. 3275 An Nasaai no. 3003 dan Ibnu Majah no. 3014 dari Aisyah ]
Hari
‘arofah, hari yang berpuasa padanya akan menghapuskan dosa selama setahun yang
telah berlalu dan yang akan datang.
Hari
‘arofah, hari yang Rasululloh dan para sahabat memperbanyak doa, dzikir dan
takbir.
Hari
‘arofah, hari yang pernah mencatat khotbah mulia haji wada’nya rasul mulia.
Jabir bin Abdillah menceritakan kisah khutbah mulia ini : “ Kemudian Rasululloh
melanjutkan perjalanannya, orang – orang Quraisy yakin bahwa beliau bakal
melaksanakan wukufnya diMasy’aril Harom yaitu Muzdalifah sebagaimana yang telah
menjadi kebiasaan bangsa Quraisy dimasa – masa jahiliyah namun ternyata
Rasululloh melewati Muzdalifah hingga tiba diArofah, beliau mendapati tendanya
telah terpancang diNamiroh maka beliaupun berdiam didalam tendanya tersebut
hingga jika matahari telah tergelincir, beliau menggerakkan onta kendaraannya
yang bernama Al Qoshwaa’ berjalan menuju lembah dan menyampaikan khutbah
mulianya kepada seluruh manusia. Beliau bersabda :
((
Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah terhormat sebagaimana terhormatnya
hari kalian sekarang ini dalam bulan kalian sekarang ini dan dalam negeri
kalian sekarang ini. Ketahuilah ! setiap perkara jahiliyah telah gugur, darah
yang tertumpah dimasa jahilyah maka qishoshnya juga telah gugur ! Sesungguhnya
darah yang tertumpah dimasa jahilah yang pertama kali aku gugurkan qishoshnya
adalah darah – darah kami yaitu darah putera Robi’ah bin Harits yang dahulunya
berada dalam asuhan bani Sa’ad namun kemudian dibunuh oleh Hudzeil.
Sesungguhnya riba jahiliyah juga telah gugur ! riba yang pertama aku gugurkan
adalah riba kami yaitu riba Abbas bin Abdulmutholib maka semuanya telah gugur !
Berbuat baiklah kalian terhadap isteri – isteri kalian sebab sesungguhnya
kalian mengambil mereka dengan amanah dari Alloh, kalian menghalalkan menggauli
mereka adalah dengan kalimat ilahi ! Adapun hak kalian yang wajib mereka
tunaikan adalah jangan mereka memasukkan seorangpun yang kalian tidak sukai
kedalam rumah kalian namun jika mereka melanggarnya maka silakan pukul mereka
dengan pukulan yang ringan, sedangkan hak mereka yang wajib kalian tunaikan
adalah rezeki dan pakaian yang lumrah. Sungguh telah aku wariskan ditengah –
tengah kalian sebuah warisan yang jika kalian berpegang dengannya niscaya
kalian tidak akan tersesat selama – lamanya yaitu kitbulloh Al Quran. Kemudian
bahwa kalian nantinya akan ditanya tentang diriku maka apakah jawab kalian ?
para sahabat menjawab : Kami bersaksi bahwa engkau telah menyampaikan, engkau
telah menunaikan dan telah menasehatkan ! Maka beliau mengangkat jari
telunjuknya kelangit kemudian mengarahkannya kepada mereka seraya bersabda :
Wahai Alloh saksikanlah ! wahai Alloh saksikanlah ! berulang sebanyak tiga kali
)). [ HSR. Muslim no. 2941 ]
Khutbah Rasululloh dihari ‘arofah ini menjadi
sebuah sunnah diArofah yang hingga sekarang masih dilestarikan oleh kaum
muslimin, walhamdulillah.
Hari ‘arofah, hari yang doa didalamnya merupakan
doa paling mustajab. Rasululloh memberitahukan kepada umatnya akan hal itu
dengan sabdanya :
((
خير الدعاء دعاء يوم عرفة ، وخير ما قلت أنا والنبيون قبلي : لا إله إلا الله وحده
لا شريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير )) رواه الترمذي رقم 3585
عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده ، قال
: هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه .
((
Doa yang paling mustajab adalah doa dihari ‘arofah dan doa terbaik yang aku
berikut nabi – nabi sebelumku ucapkan adalah : Tidak ada yang berhak diibadahi
kecuali Alloh satu – satuNya yang tiada sekutu bagiNya, milikNyalah kerajaan
yang sempurna dan milikNyalah pujian yang sempurna, Dia adalah maha kuasa atas
segala sesuatu )) [ HR. At Tirmidzi no. 3585 dari Amer bin Syu’aib dari ayahnya
dari kakeknya, At Tirmidzi menyatakan : Ini adalah hadits hasan ghorib dari
sanad ini. ]
Hari ‘arofah, hari yang disunnahkan bertakbiran
semenjak terbitnya fajar. Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim memaparkan : “
Diriwayatkan dari Rasululloh bahwa beliau bertakbiran semenjak sholat fajar
dihari ‘arofah ini hingga ashar dihari terakhir hari – hari tasyriq, beliau
mengucapkan : Allohu akbar – Allohu akbar, Laailaaha illallooh wallohu akbar
walillahil hamd ! meskipun sanad riwayat ini tidaklah shohih namun inilah yang
diamalkan oleh kaum muslimin dengan lafadz takbir dua kali, adapun dengan
lafadz takbir tiga kali maka hanyalah teriwayatkan dari perbuatan Jabir dan
Ibnu Abbas saja, akan tetapi kedua - dua cara itu semuanya bagus ”. [ Zaadul
Ma’aad ( 2 / 360 ) cet. Ar Risaalah ]
Alhasil, bahwa hari
‘arofah adalah hari terbaik disepanjang tahunnya. Syaikh Muhyiddien An Nawawi
dalam penjelasannya terhadap hadits Aisyah diatas menyatakan : “ Hadits ini
sangat gamblang sekali menjelaskan akan fadhilah hari ‘arofah dan memang
demikian adanya bahkan andaikan ada seorang suami yang berkata : Isteriku telah
aku ceraikan dihari paling mulia ! maka menurut para ulama syafiiyah ada dua
pendapat ; pertama, bahwa jatuh cerainya adalah dihari jum’at berdasar sabda
nabi (( hari terbaik adalah hari jum’at )) sebagaimana telah disebutkan dalam
shohih Muslim ini, namun pendapat yang paling benar bahwa jatuh cerainya adalah
dihari ‘arofah berdasar hadits yang disebutkan didalam bab ini ”. [ Al Minhaaj
Syarh Shohih Muslim ( 9 / 121 ) darul ma’rifah ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar