MENGGAPAI FADHILAH ( 2 )
3. Memperbanyak doa, tahlil, takbir dan tahmid
Demikian ditegaskan oleh syaikhul Islam Ibnul
Qoyyim dalam kitabnya Zaadul Ma’aad ( 2 / 360 ), faedah berharga yang beliau
petik dari sabda Rasululloh :
((
ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا
فيهن من التهليل والتكبير والتحميد )) رواه الإمام أحمد برقم 5446 عن عبد الله بن
عمر
((
Tidak ada hari – hari yang amalan didalamnya lebih agung disisi Alloh lagi
lebih dicintai olehNya dibandingkan amalan dalam sepuluh hari ini maka banyak –
banyaklah kalian dalam sepuluh hari tersebut mengucap tahlil, takbir dan tahmid
)) [ HR. Ahmad dalam musnad Abdulloh bin Umar no. 5446 ]
Dan karena besarnya antusias para sahabat untuk
menyambut setiap motivasi dari Rasululloh maka merekapun antusias untuk
mengamalkan motifasi takbiran disepuluh hari pertama Dzulhijjah ini.
Berkata Al Bukhori dalam kitab Shohihnya : “
Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairoh, keduanya pergi menuju kepasar pada sepuluh
hari pertama Dzulhijjah seraya keduanya mengumandangkan takbiran hingga orang –
orang mengikuti takbiran mereka berdua. Bahkan Muhammad bin Ali juga
mengumandangkan takbiran disetiap usai dari sholat – sholat sunah ”. [ Shohih
Al Bukhori riwayat Abu Dzar Al Harowi ( 1 / 279 ) cet. Abdulqodir Syaibatul
Hamd ]
4. Umroh
Tentang fadhilah umroh disepuluh hari pertama
Dzulhijjah ini maka telah dijelaskan oleh syaikhul Islam Ibnul Qoyyim dalam
Zaadul Ma’aadnya, beliau berkata : “ Intinya, bahwa seluruh umroh beliau
terjadi pada bulan – bulan haji dalam rangka menyelisihi tata – cara kebiasaan
orang – orang musyrik sebab mereka dahulu memakruhkan umroh dibulan – bulan
haji bahkan mereka mengatakan bahwa umroh dibulan – bulan haji merupakan
perbuatan paling fajir ! Umroh beliau dibulan – bulan haji ini merupakan dalil
bahwa pelaksanaan umroh dibulan – bulan haji ini adalah lebih afdhol
dibandingkan umroh dibulan rojab ”.
Lebih lanjut beliau menjelaskan alasannya : “
Benar bahwa umroh dibulan ramadhan terhimpun padanya fadhilah waktu sekaligus
fadhilah tempat namun Alloh tidak akan memilihkan bagi nabiNya dalam umroh –
umrohnya melainkan pada waktu – waktu yang paling afdhol dimana umroh dibulan –
bulan haji senilai dengan pelaksanaan haji pada bulan – bulannya yang dibulan –
bulan haji tersebut Alloh telah menghususkannya dengan ibadah mulia ini, Alloh
telah menjadikannya sebagai waktu untuknya sementara umroh adalah haji kecil
sehingga waktu paling afdhol untuk pelaksanaannya adalah juga dibulan – bulan
haji yang dzulqi’dah merupakan paling tengahnya bulan – bulan tersebut ”. [ Zaadul
Ma’aad ( 2 / 90 – 91 ) cet. Ar Risaalah ]
Syaikh Muhyiddien An Nawawi menjelaskan pandangan
ulama tentang umroh dibulan – bulan ini : “ Bukan perbuatan yang makruh menurut
madzhab kami jika seseorang yang tidak sedang berhaji melakukan umroh dihari ‘arofah,
hari iedul adha dan hari – hari tasyriq serta hari – hari selainnya, ini juga
merupakan pendapat Malik, Ahmad dan mayoritas ulama ”. [ Al Minhaaj Syarh
Shohih Muslim ( 9 / 122 ) darul ma’rifah ]
5. Puasa hari Arofah
Telah kami ketengahkan penjelasan Ibnu Katsir
bahwa al watr dalam surat Al Fajr maksudnya adalah hari Arofah hari kesembilan
Dzulhijjah. Adapun hadits yang beliau singgung maka adalah sabda rasululloh :
((
إن العشر عشر الأضحى والوتر يوم عرفة والشفع يوم النحر )) رواه الإمام أحمد رقم عن
جابر
((
sesungguhnya kata ‘asyr maksudnya adalah sepuluh hari dzulhijjah dan watr
adalah hari ‘arofah sedangkan syaf’i maka adalah hari penyembelihan kurban )) [
HR. Al Imam Ahmad no. 14.565 dari Jabir. Ibnu Katsir berkomentar tentang hadits
ini : “ Ini adalah sanad yang para perowinya tidak bermasalah namun menurutku
bahwa kemarfu’an matan hadits ini adalah mungkar, wallohu a’lam ” ( 8 / 391 ) ]
Berpuasa pada hari ‘arofah, rasululloh telah ditanya
tentang fadhilahnya maka beliau menjawab :
((
يكفِّر السنة الماضية والباقية )) رواه مسلم رقم 2739 عن أبي قتادة
((
ia akan menghapus dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang )) [
HSR. Muslim no. 2739 dari Abu Qotadah Al Anshoori ]
Namun para ulama memberikan catatan bahwa
kesunnahan puasa dihari ‘arofah ini diperuntukkan bagi selain jamaah haji yang
sedang wukuf diarofah sebagaimana hal ini telah ditegaskan oleh At Tirmidzi
didalam kitab sunannya. [ Tuhfatul Ahwadzi ( 1 / 946 – 947 ) cet. Baitul Afkaar
]
Lebih lengkapnya, insya Alloh akan menyusul
penjelasan tentang bunga rampai dari hari ‘arofah hingga hari – hari tasyriq.
Wallohul muwaffiq.
وصلى
الله على محمد وعلى آله وسلم والحمد لله
Tidak ada komentar:
Posting Komentar