Selasa, 16 Oktober 2012


MENGGAPAI FADHILAH ( 2 )


3. Memperbanyak doa, tahlil, takbir dan tahmid
Demikian ditegaskan oleh syaikhul Islam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Zaadul Ma’aad ( 2 / 360 ), faedah berharga yang beliau petik dari sabda Rasululloh :
(( ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد )) رواه الإمام أحمد برقم 5446 عن عبد الله بن عمر
(( Tidak ada hari – hari yang amalan didalamnya lebih agung disisi Alloh lagi lebih dicintai olehNya dibandingkan amalan dalam sepuluh hari ini maka banyak – banyaklah kalian dalam sepuluh hari tersebut mengucap tahlil, takbir dan tahmid )) [ HR. Ahmad dalam musnad Abdulloh bin Umar no. 5446 ]
Dan karena besarnya antusias para sahabat untuk menyambut setiap motivasi dari Rasululloh maka merekapun antusias untuk mengamalkan motifasi takbiran disepuluh hari pertama Dzulhijjah ini.
Berkata Al Bukhori dalam kitab Shohihnya : “ Adalah Ibnu Umar dan Abu Hurairoh, keduanya pergi menuju kepasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah seraya keduanya mengumandangkan takbiran hingga orang – orang mengikuti takbiran mereka berdua. Bahkan Muhammad bin Ali juga mengumandangkan takbiran disetiap usai dari sholat – sholat sunah ”. [ Shohih Al Bukhori riwayat Abu Dzar Al Harowi ( 1 / 279 ) cet. Abdulqodir Syaibatul Hamd ]
4. Umroh
Tentang fadhilah umroh disepuluh hari pertama Dzulhijjah ini maka telah dijelaskan oleh syaikhul Islam Ibnul Qoyyim dalam Zaadul Ma’aadnya, beliau berkata : “ Intinya, bahwa seluruh umroh beliau terjadi pada bulan – bulan haji dalam rangka menyelisihi tata – cara kebiasaan orang – orang musyrik sebab mereka dahulu memakruhkan umroh dibulan – bulan haji bahkan mereka mengatakan bahwa umroh dibulan – bulan haji merupakan perbuatan paling fajir ! Umroh beliau dibulan – bulan haji ini merupakan dalil bahwa pelaksanaan umroh dibulan – bulan haji ini adalah lebih afdhol dibandingkan umroh dibulan rojab ”.
Lebih lanjut beliau menjelaskan alasannya : “ Benar bahwa umroh dibulan ramadhan terhimpun padanya fadhilah waktu sekaligus fadhilah tempat namun Alloh tidak akan memilihkan bagi nabiNya dalam umroh – umrohnya melainkan pada waktu – waktu yang paling afdhol dimana umroh dibulan – bulan haji senilai dengan pelaksanaan haji pada bulan – bulannya yang dibulan – bulan haji tersebut Alloh telah menghususkannya dengan ibadah mulia ini, Alloh telah menjadikannya sebagai waktu untuknya sementara umroh adalah haji kecil sehingga waktu paling afdhol untuk pelaksanaannya adalah juga dibulan – bulan haji yang dzulqi’dah merupakan paling tengahnya bulan – bulan tersebut ”. [ Zaadul Ma’aad ( 2 / 90 – 91 ) cet. Ar Risaalah ]
Syaikh Muhyiddien An Nawawi menjelaskan pandangan ulama tentang umroh dibulan – bulan ini : “ Bukan perbuatan yang makruh menurut madzhab kami jika seseorang yang tidak sedang berhaji melakukan umroh dihari ‘arofah, hari iedul adha dan hari – hari tasyriq serta hari – hari selainnya, ini juga merupakan pendapat Malik, Ahmad dan mayoritas ulama ”. [ Al Minhaaj Syarh Shohih Muslim ( 9 / 122 ) darul ma’rifah ]
5. Puasa hari Arofah
Telah kami ketengahkan penjelasan Ibnu Katsir bahwa al watr dalam surat Al Fajr maksudnya adalah hari Arofah hari kesembilan Dzulhijjah. Adapun hadits yang beliau singgung maka adalah sabda rasululloh :
(( إن العشر عشر الأضحى والوتر يوم عرفة والشفع يوم النحر )) رواه الإمام أحمد رقم  عن جابر
(( sesungguhnya kata ‘asyr maksudnya adalah sepuluh hari dzulhijjah dan watr adalah hari ‘arofah sedangkan syaf’i maka adalah hari penyembelihan kurban )) [ HR. Al Imam Ahmad no. 14.565 dari Jabir. Ibnu Katsir berkomentar tentang hadits ini : “ Ini adalah sanad yang para perowinya tidak bermasalah namun menurutku bahwa kemarfu’an matan hadits ini adalah mungkar, wallohu a’lam ” ( 8 / 391 ) ]
Berpuasa pada hari ‘arofah, rasululloh telah ditanya tentang fadhilahnya maka beliau menjawab :
(( يكفِّر السنة الماضية والباقية )) رواه مسلم رقم 2739 عن أبي قتادة
(( ia akan menghapus dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang )) [ HSR. Muslim no. 2739 dari Abu Qotadah Al Anshoori ]
Namun para ulama memberikan catatan bahwa kesunnahan puasa dihari ‘arofah ini diperuntukkan bagi selain jamaah haji yang sedang wukuf diarofah sebagaimana hal ini telah ditegaskan oleh At Tirmidzi didalam kitab sunannya. [ Tuhfatul Ahwadzi ( 1 / 946 – 947 ) cet. Baitul Afkaar ]
Lebih lengkapnya, insya Alloh akan menyusul penjelasan tentang bunga rampai dari hari ‘arofah hingga hari – hari tasyriq. Wallohul muwaffiq.
وصلى الله على محمد وعلى آله وسلم والحمد لله



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENARA SUNNAH KHATULISTIWA

Artikel-artikel islam ilmiyah dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Arab, Insya Allah diasuh oleh Abu Unaisah Jabir bin Tunari