Sesungguhnya Alloh dan rasulNya telah banyak memperingatkan kaum muslimin dari bahaya orang – orang munafik dan dari sifat – sifat kemunafikan, bahkan sebagian surat – surat dalam kitabulloh yang mulia ada surat al Munafiqun yang khusus menelanjangi kemunafikan para munafiqun, demikian juga surat at Taubah dan al Ahzab yang tak kalah hebat menyingkap kejelekan _ kejelekan mereka _ semoga Alloh melindungi kita dari para munafiqun dan kemunafikan_ . Demikian halnya nabi kita yang sangat penyayang kepada umatnya, beliau sholallohu ‘alaihi wasallam dibanyak hadits menerangkan ayat – ayat ( tanda – tanda ) munafik kepada umatnya sebagai bentuk peringatan agar mereka menjauh darinya, sehingga tepatlah jika diakhir – akhir surat at Taubah selepas Alloh menyingkap kebusukan munafiqun dan kemunafikan ; Dia ta’ala memuji nabiNya sholallohu ‘alaihi wasallam dengan menyebutkan sifat mulia beliau sholallohu ‘alaihi wasallam. Dia ta’ala berfirman :
{ لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤوف رحيم }
Berkata al Hafidz Ibnu katsier rohimahulloh : “ Alloh berfirman dalam rangka menyebut – nyebut karuniaNya kepada kaum mukminin berupa pengutusan kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri yaitu dari jenis mereka sendiri dan berbicara dengan bahasa mereka . . . berat dirasakan oleh rasul tersebut segala apa yang menyusahkan kalian . . . rasul tersebut sangat bersemangat untuk menyampaikan hidayah kepada kalian dan menyampaikan segala apa yang bermanfaat bagi dunia dan akherat kalian . . . terhadap kaum mukminin maka rasul tersebut adalah sangat lembut lagi penyayang ”._ [ Tafsir Al Qur’an Al Adzim ( 4 / 241 – 243 ) cet. Daruth Thoibah, KSU ]
Kemudian diantara sifat munafiqun yang harus diwaspadai oleh kaum mukminin adalah ringannya lisan untuk berkomentar miring terhadap amal sholih yang diamalkan secara lahir oleh orang – orang yang beriman. Sifat buruk ini _ semoga Alloh melindungi kita darinya_ telah Alloh singkap dalam ayat ke – 79 dari surat at Taubah yang mulia, Dia berfirman :
{ الذين يلمزون المطوعين من المؤمنين في الصدقات والذين لا يجدون إلا جهدهم فيسخرون منهم سخر الله منهم ولهم عذاب أليم }
Berkata Syaikh Abdurrohman bin Nashir as Si’diy rohimahulloh : “ Ini juga merupakan kebusukan munafiqun, mereka _ semoga Alloh menghinakan mereka_ tidak akan membiarkan sedikitpun dari urusan Islam dan urusan kaum muslimin yang mereka pandang ada celah untuk berkomentar niscaya mereka akan berkomentar secara dzolim lagi keji. Tatkala Alloh dan rasulNya sholallohu ‘alaihi wasallam memotifasi kaum muslimin untuk bersodaqoh maka kaum musliminpun bersegera menyambut motifasi tersebut, mereka mengorbankan sebagian dari harta mereka sesuai kemampuan masing – masing, ada yang mengeluarkan banyak shodaqoh dan ada yang sedikit, maka orang – orang munafikpun mengejek dan mencela siapa yang banyak shodaqohnya dengan komentar bahwa niat dan tujuan orang tersebut hanyalah pengen dilihat dan didengar oleh yang lain, sedang terhadap yang sedikit shodaqohnya lagi faqir maka mereka komentari dengan bahwa sesungguhnya Alloh tidak butuh kepada shodaqohnya orang ini. Maka Alloh menurunkan firmanNya { الذين يلمزون } artinya orang – orang yang mencela dan mengejek { المطوعين من المؤمنين في الصدقات } orang – orang yang banyak shodaqohnya maka mereka komentari sebagai orang – orang yang pengen dilihat orang lain, niatannya tiada lain adalah kebanggaan dan dan pengen didengar, dan mereka mencela lagi mengejek { الذين لا يجدون إلا جهدهم } orang – orang yang tiada mendapati kecua sekedar tenaga mereka sehingga mereka akan mengorbankan sekedar apa yang mereka sanggupi, maka orang – orang munafik berkomentaran bahwa Alloh tidak butuh kepada shodaqoh mereka ini, dengan itulah para munafiqun mengejek orang – orang mukmin tersebut. Maka Alloh membalas perbuatan penghinaan mereka tersebut bahwa Alloh menghinakan mereka dan bahwa bagi mereka ada adzab yang menyakitkan, sebab telah terhimpun dalam komentar mereka ini sekian perkara yang dilarang :
Diantaranya, perbuatan memata – matai kondisi kaum mukminin disertai antusiasme mereka untuk menemukan kesempatan untuk berkomentar miring terhadap kaum mukminin, padahal Alloh telah berfirman :
{ إن الذين يحبون أن تشيع الفاحشة في الذين آمنوا لهم عذاب أليم }
{ Sesungguhnya orang – orang yang suka agar kekejian tersebar ditengah – tengah kaum mukminin niscaya bagi mereka ada adzab yang menyakitkan }.
Diantaranya, perbuatan mencela kaum mukminin sebab keimanan mereka sebagai bentuk kekufuran para munafiqun terhadap Alloh dan sebagai bentuk kebencian terhadap dien ini.
Diantaranya, bahwa perbuatan mencela dan mengejek adalah muharrom bahkan ia sebagai dosa besar jika dalam perkara duniawiyah, sedangkan dalam perkara ketaatan maka perbuatan mencela dan mengejek ini tentulah lebih busuk lagi kotor.
Diantaranya, bahwa siapa saja yang menjalankan ketaatan kepada Alloh dan menjalankan ibadah tathowwu’ dengan bentuk – bentuk kebajikan maka yang semestia ia dibantu dan dimotifasi atas amalannya tersebut. Namun orang – orang munafik ternyata mereka malah berusaha mengendorkan semangat melalui komentar miring mereka dan ejekan mereka.
Diantaranya, bahwa komentar mereka terhadap orang yang banyak shodaqohnya sebagai seorang yang pengen dilihat orang lain adalah sebuah kekeliruan yang fatal, sebuah vonis atas perkara gaib dan sebuah sangkaan yang terlalu berani, maka kejelekan apalagi yang lebih besar dibandingkan perbuatan demikian ?.
Dan diantaranya, bahwa komentar mereka terhadap orang – orang yang sedikit shodaqohnya bahwa Alloh tidak butuh dari shodaqoh orang ini adalah sebuah komentar yang maksudnya adalah batil, sebab Alloh adalah maha kaya yang tidak butuh kepada shodaqoh baik sedikit maupun banyak dan bahkan Dia adalah maha tidak butuh dari seluruh penghuni langit dan bumi ini, akan tetapi Dia ta’ala memerintahkan kepada para hambaNya dengan perkara yang mereka membutuhkan kepadanya, adalah Alloh, Dia adalah maha tidak butuh kepada mereka namun merekalah yang sangat butuh kepadaNya, barang siapa yang beramal kebajikan meskipun seberat semut niscaya dia akan melihatnya. Maka komentar munafiqun ini jelas – jelas terkandung didalamnya upaya mengendorkan semangat beramal sholih, oleh karenanya balasan bagi mereka adalah Alloh hinakan mereka dan bagi mereka ada adzab yang menyakitkan ”._ [ Taisir Al Karimur Rohman ( 348 – 349 ) cet. Muassasah Ar Risalah ]
Al hasil, hendaknya setiap mukmin berupaya menjaga lisannya dalam berucap sebab kebanyakan manusia menjadi penghuni jahannam adalah karena buah – buah lisannya, wallohul muwaffiq.
وصلى الله على محمد وآله وسلم والله أعلم والحمد لله
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBarokallahu fiikum...
BalasHapusabu abdillah pangkalan bun..
kaifa haluk ya ustadz?