Selasa, 31 Agustus 2010

SERIAL FAWAID ILMU IV

MEWASPADAI KEBODOHAN DAN FANATISME

Berkata Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim rohimahulloh :

وتعرَّ من ثوبين من يلبسهمــا **** يلقـى الردى بمذمة وهــوان
ثـوب من الجهل المركب فوقــه **** ثـوب التعصب بئست الثوبان
Dan telanjanglah engkau dari dua bentuk pakaian sesiapa mengenakannya
Niscaya dia akan terlempar kepada kejelekan dengan tercela lagi terhina
Pakaian kebodohan yang berlipat – lipat yang dilapisi atasnya
Pakaian fanatisme, betapa jeleknya kedua pakaian tersebut.
Berkata Al ‘Allamah Sholih Al Fauzan hafidzohulloh : “ ini adalah nasehat lainnya dari beliau, beliau berkata : telangjanglah engkau dari pakaian kebodohan dan pakaian fanatik namun hendaknya maksud tujuanmu adalah mencari kebenaran, jangan sekali – kali tujuanmu adalah mempertahankan pendapatmu. Demikian halnya, telanjanglah engkau dari kebodohan yaitu dengan engkau menempuh jalan ilmu ( belajar ) sebab kebodohan merupakan penyakit akut yang mematikan dan seorang yang bodoh tidaklah boleh ia mendebat ahli batil sebab kerusakan yang ia timbulkan lebih banyak daripada perbaikannya.
Kebodohan maknanya adalah tidak mengetahui kebenaran, ia terklasifikasikan kepada dua bentuk :
Pertama adalah kebodohan yang berlipat, orang yang kebodohannya berlipat adalah orang yang bodoh namun ia tidak tahu kalau dirinya bodoh bahkan sebaliknya dia sangka dirinya adalah alim. Ini merupakan bentuk kebodohan yang paling fatal, inilah yang dimasa kita ini disebut dengan at ta’alum yaitu seseorang yang berpenampilan atau mendakwakan bahwa dirinya alim padahal ia tidak berilmu.
Kedua adalah kebodohan yang ringan, yaitu seorang yang bodoh namun ia menyadari kalau dirinya bodoh. Artinya, jika ia menyadari bahwa dirinya bodoh niscaya dia akan berusaha untuk belajar._selesai dari [ at Ta’liq al Mukhtashor ‘alal Qoshidah An Nuniyyah karya Al ‘Allamah Sholih Al Fauzan hafidzohulloh ( 1 / 79 ) ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENARA SUNNAH KHATULISTIWA

Artikel-artikel islam ilmiyah dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Arab, Insya Allah diasuh oleh Abu Unaisah Jabir bin Tunari