Minggu, 27 Februari 2011

FIKIH SHOLAT 2 : MENGANGKAT TANGAN SAAT TAKBIR

2. Letak Pembahasan : posisi – posisi tangan diangkat saat takbir

Yang benar dan menjadi pendapat madzhab al Imam Ahmad adalah diangkat hanya ditiga ( 3 ) posisi yaitu ; pertama, saat takbirotul ikhrom, kedua, saat takbir hendak rukuk, ketiga, saat bangkit dari rukuk.
Berkata al Muwaffaq Ibnu Qudamah rohimahulloh dalam kitabnya Al Muqni’ : “ dan ia mengangkat kedua tangannya bermula dari bermulanya takbir ”. Berkata pensyarahnya : “ sebagai sunnah tanpa kami ketahui adanya perselisihan akan kesunnahannya dan bukan ia wajib menurut kesepakatan ”_( Al Mubdi’ Syarhul Muqni’ karya Ibnu Muflih rohimahulloh 1 / 377 ).
Pada posisi kedua beliau berkata : “ ia mengangkat kedua tangannya dan rukuk disertai dengan takbir ”. Berkata pensyarahnya menjelaskan hukumnya : “ dan hal itu adalah mustahab ( sunnah ) dalam diri para salaf dari kalangan sahabat dan orang – orang sesudah mereka berdasar hadits Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhuma . . . ”_ ( Al Mubdi’ 1 / 393 ).
Dan pada posisi ketiga beliau berkata : “ kemudian ia mengangkat kepalanya seraya mengucapkan tasmi’ dan ia mengangkat kedua tangannya ”_( Al Mubdi’ 1 / 395 ).
Adapun takbir saat bangkit dari rokaat kedua menuju ketiga sesudah tasyahhud pertama maka ;
Berkata Al Mardawiy rohimahulloh : “ peringatan ! ucapan beliau ( Ibnu Qudamah dalam Muqni’nya ) [ dan jika ia sholat maghrib atau sholat – sholat yang empat rokaat maka ia bangkit disertai takbir jika telah selesai dari tasyahhud pertama ] tekstualnya menunjukkan bahwa tidak mengangkat tangannya dikala ia bangkit seraya bertakbir, itulah yang shohih yang menjadi pendapat madzhab dan dipegangi oleh mayoritas ulama madzhab dan ditetapkan kepastiannya oleh kebanyakan mereka. Namun terdapati riwayat dari al Imam Ahmad bahwa tangan diangkat diposisi ini, riwayat ini dipilih oleh Al Majd, syaikh taqiyuddien, penulis al Faiq, dan Ibnu Abdoos dalam Tadzkirohnya. Berkata dalam kitab Al Furu’ : itulah riwayat yang lebih kuat. Saya nyatakan : itulah yang benar sebab telah shohih bahwa Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya jika beliau bangkit dari tasyahhud pertama, diriwayatkan oleh al Bukhoriy dan selainnya dan itu termasuk mufrodat ( riwayat dari pendapat al Imam Ahmad yang menyelisihi imam madzhab yang tiga ; Abu Hanifah, Malik dan Syafi’iy ) ”_ ( Al Inshof 2 / 64 ).
Berkata penyusun catatan ini ‘afallohu ‘anhu : riwayat kedua ( yaitu mengangkat tangan ) juga dipilih oleh As Si’diy rohimahulloh dalam Manhajus Salikinnya ( 59 – 60 ) juga murid beliau Muhammad Al Utsaimin rohimahulloh dalam Asy Syarhul Mumti’nya ( 3 / 214 ).
Dalil yang menunjukkan akan riwayat pertama yang merupakan pendapat yang benar didalam madzhab adalah sebagaimana disebutkan oleh Abu Ishaq Ibnu Muflih rohimahulloh dalam Al Mubdi’nya yaitu hadis Abdulloh Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu sbb ;

)) أَنَّ النَّبِيَّ صلّى الله عليه وسلّم كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا افتَتَح الصَّلاةَ، وَإذَا كَبَّرَ للرُّكوعِ، وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكوعِ (( . مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

(( bahwa Nabi Sholallohu ‘alaihi wasallam beliau senantiasa mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya jika beliau membuka sholatnya, dan jika bertakbir untuk rukuk dan jika mengangkat kepalanya dari rukuk )) muttafaqun ‘alaihi.
Hadis dengan lafadz diatas disepakati oleh Al Bukhoriy ( 736 ) dan Muslim ( 390 ) dari jalan Ibnu Syihab dari Salim bin Abdillah dari Ayahnya bahwa Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam dst.
Sisi pendalilannya adalah perbuatan Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam menunjukkan sunnah sedang pembatasan ditiga posisi adalah perbuatan yang marfu’ hanya datang pada tiga posisi ini maka mafhumnya tidak disunnahkan diselain ketiganya.
Adapun dalil riwayat kedua yaitu tiga posisi diatas ditambah satu posisi disaat bangkit menuju rokaat ketiga maka adalah lafadz tambahan dalam hadis Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu diatas sebagaimana diisyaratkan oleh Al Mardawiy dan As Si’diy dan ditegaskan oleh Muhammad Al Utsaimin rohimahumulloh sbb ;

)( كان إذا قام من الركعتين رفع يديه، ورفع ذلك ابن عمر إلى النبي صلّى الله عليه وسلّم )(

(( bahwa beliau jika berdiri dari rokaat kedua maka mengangkat kedua tangannya, Ibnu Umar merofa’kan perbuatannya ini kepada Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam )) riwayat Al Bukhoriy ( 739 ) dari jalan Ayyasy dari Abdul A’la dari Abaidillah bin Nafi’ dari Nafi’ bahwa Ibnu Umar dst.
Sisi pendalilannya adalah bahwa perbuatan nabi sholallohu ‘alaihi wasallam menunjukkan sunnah. Namun lafadz tambahan ini meskipun dalam riwayat Al Bukhoriy ia diperselisihkan akan keabsahannya secara marfu’. Berkata Ibnu Rojab rohimahulloh dipermulaan pemaparan sanad – sanad lafadz tambahan ini : “ hadis ini telah diriwayatkan dari jalan Ubaidillah bin Umar dari Nafi’ dari Ibnu Umar secara marfu’ padahal para perowi meriwayatkannya dari Ubaidillah secara mauquf, diantara mereka adalah Abdul Wahab Ats Tsaqofiy dan Muhammad bin Bisyr namun Muhammad yaitu Ibnu Bisyr tidaklah meriwayatkan lafadz (( dan jika bangkit dari rokaat kedua )). Demikian pula hadis ini diriwayatkan oleh para murid Nafi’ darinya secara mauquf ”_ ( Fat-hul Bariy Syarh Shohihil Bukhoriy karya Ibnu Rojab al Hambaliy dibawah hadis ( 739 ) bab : mengangkat kedua tangan jika bangkit dari rokaat kedua ). Beliau rohimahulloh juga menukilkan pendapat Abu Dawud rohimahulloh akan riwayat tambahan ini : “ yang benar ini hanyalah perbuatan Ibnu Umar bukan sampai tingkatan marfu’ ” juga pendapat Ad Daruquthniy rohimahulloh : “ yang mauquf dari Nafi’ adalah lebih shohih ” juga ucapan Ibnu Abdil Bar rohimahulloh : “ ini merupakan salah satu dari empat hadis yang terjadi perbedaan antara Nafi’ dengan Salim, dimana Salim meriwayatkannya secara marfu’ ( yaitu yang menjadi dalil pendapat madzhab telah disebutkan diatas ) sedang Nafi’ meriwayatkannya secara mauquf ( yaitu lafadz tambahan yang sedang kita bahas disini ) namun dalam kesemuanya yang benar adalah Salim, para ulama tidaklah merojihkan riwayat Nafi’ padanya, ini adalah salah satu dari keempatnya ” hingga beliau tegaskan kembali : “ inilah yang dikenal dari pendapat al Imam Ahmad, Abu Dawud serta Ad Daruquthniy, jadi riwayat Nafi’ dari Ibnu Umar kebanyakan ulama berpegang bahwa secara maquf itulah yang lebih benar dibanding yang marfu’ sementara masing – masing dari mereka tidaklah menyebut dalam riwayat mereka (( mengangkat tangan jika bangkit dari rokaat kedua )) sedang Al Bukhoriy dan Al Baihaqiy menguatkan yang marfu’nya ”.
Berkata Ibnul Qoyyim rohimahulloh : “ bahwa lafadz tambahan ini tidaklah disepakati atasnya dalam hadis Ibnu Umar dimana kebanyakan perowinya tidak menyebutkan lafadz tambahan tersebut ”_ ( Zadul Ma’ad karya Ibnul Qoyyim 1 / 245 ).
Dari melihat penjelasan diatas maka berdasar kaedah tartib adillah bahwa dalil yang selamat dari adanya kritikan lebih dikedepankan dibanding yang tidak selamat dari kritikan maka hadis Ibnu Umar rodhiyallohu ‘anhu yang menyebut mengangkat tangan hanya ditiga posisi lebih utama dibanding yang datang dengan lafadz tambahan diposisi keempat.
Hadis - hadis lain yang menunjukkan mengangkat tangan jika bangkit dari dua rokaat sebagaimana hal ini diisyaratkan oleh As Si’diy rohimahulloh dalam Manhajus Salikinnya diantaranya sbb ;
Hadis Abu Humaid As Sa’idiy rodhiyallohu ‘anhu :

(( ثُمّ إِذَا قَامَ مِنَ الرّكْعَتَيْنِ كَبّرَ وَرَفَعَ يَدَيْهِ حتّى يْحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ كَمَا كَبّرَ عِنْدَ افْتِتَاحِ الصّلاَةِ )) الحديث رواه أبو داود

(( kemudian jika bangkit dari dua rokaat bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga keduanya sejajar dengan kedua pundaknya sebagaimana bertakbir dipembukaan sholatnya )) dst dengan lafadz ini riwayat Abu Dawud ( 726 )
Hadis Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu :

(( كَانَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم إِذَا كَبّرَ لِلصّلاَةِ جَعَلَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ، وَإِذَا ركَعَ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ، وَإِذَا رفَعَ لِلسّجُودِ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الرّكْعَتَيْنِ فَعَلَ مِثْلَ ذَلِكَ )) رواه أبو داود

(( Rasululloh sholallohu ‘alaihi wasallam jika bertakbir untuk sholat maka beliau menjadikan kedua tangannya sejajar dengan kedua pundaknya dan jika rukuk maka beliau melakukan seperti itu dan jika bangkit dari rukuk maka beliau melakukan seperti itu dan jika bangkit dari dua rokaat maka beliau melakukan seperti itu )) riwayat Abu Dawud ( 734 )
Hadis Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu ‘anhu secara marfu’ :

(( وَإِذَا قَامَ مِنَ السّجْدَتَيْنِ رَفَعَ يَدَيْهِ كَذَلِكَ وَكَبّرَ )) رواه أبو داود

(( dan jika berdiri dari dua sujud maka beliau mengangkat kedua tangannya seperti itu dan bertakbir )) riwayat Abu Dawud ( 740 ) berkata penulis Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud : “ dan maksud dari (( dua sujud )) tanpa ada keraguan adalah dua rokaat sebagaimana hal itu datang dalam riwayat – riwayat yang lain. Demikian dinyatakan oleh ulama dari kalangan para pakar hadis dan fikih kecuali Al Khothobiy ”.
Tambahan faedah : Apakah disunnahkan juga untuk mengangkat tangan pada posisi - posisi yang telah dijelaskan diatas bagi wanita ?
Berkat Al Muwaffaq Ibnu Qudamah rohimahulloh : “ Dan apakah disunnahkan baginya untuk mengangkat kedua tangannya ? terdapat dua riwayat dalam hal ini ”.
Berkata Abu Ishaq Ibnu Muflih rohimahulloh dalam syarahnya : “ Riwayat pertama, disunnahkan. Riwayat ini diprioritaskan oleh Ibnu Tamim dan Al Majdi, ini juga merupakan keumuman pendapat para ulama madzhab sebab Ummu Salamah rodhiyallohu ‘anha mengangkat kedua tangannya sebagaimana hal itu diriwayatkan juga oleh Sa’id dari Ummu Darda’ dan oleh Al Khollal dari Hafshoh bintu Sirin, ini juga berdasar pada qiyas terhadap lelaki. Riwayat kedua, tidaklah disunnahkan. Riwayat ini ditegaskan didalam kitab Al Wajiz, dinyatakan dalam kitab Asy Syarh ( yaitu Asy Syarhul Kabir ‘alal Muqni’ ) sebab hal itu semakna dengan merenggangkan kedua tangan, atas dasar riwayat kedua ini maka apabila dikerjakan makruhkah ia atau tidak ? terdapati dua riwayat atasnya. Riwayat ketiga, ia mengangkat namun lebih rendah disbanding lelaki. Riwayat ini dinyatakan oleh Abu Bakr dan dinyatakan sebagai riwayat yang paling adil oleh Al Majdi ”._( Al Mubdi’ 1 / 422 )
Berkata Al Mardawiy rohimahulloh dalam lanjutan pemaparan tiga riwayat diatas : “ dan diriwayatkan juga dari beliau, hal itu makruh. Juga disebutkan dalam kitab Al Mustau’ib bahwa apakah wanita mengangkat kedua tangannya ? Ahmad tawaquf tidak memberikan jawaban dalam hal ini ”._ ( Al Inshof 2 / 66 )
Berkata penyusun catatan ini ‘afallohu ‘anhu : Adapun Ibnu Utsaimin rohimahulloh maka beliau menguatkan riwayat pertama, beliau berkata : “ pendapat yang rojih, bahwa wanita melakukan seperti apa yang dilakukan oleh lelaki dalam segala perbuatan sholatnya, maka dia mengangkat kedua tangannya . . .”._( Asyarhul Mumti’ 3 / 219 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENARA SUNNAH KHATULISTIWA

Artikel-artikel islam ilmiyah dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Arab, Insya Allah diasuh oleh Abu Unaisah Jabir bin Tunari