Minggu, 27 Februari 2011

MANHAJ SALAFY DALAM TAUHIDULLOH

Berkata Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim rohimahulloh :
فصل في بيان توحيد الأنبياء والمرسلين ومخالفته لتوحيد الملاحدة والمعطلين
[ Ini adalah pasal yang menjelaskan akan tauhidnya para Nabi dan Rosul dan penjelasan bahwa tauhid mereka adalah menyelisihi tauhidnya para orang – orang yang menyimpang serta orang – orang yang menafikan dalam nama – nama dan sifat Alloh ]
Kemudian setelah memberikan sajak pengantar maka beliau berkata :
توحيدهم نوعان قولـي وفعـ *** لـي كلا نوعيه ذو برهان
[ tauhid mereka ada dua macam ; qouliy dan fi’liy
Kedua macamnya ini memiliki dalil nan bukti ] kemudian beliau rohimahulloh merincikan tauhid bentuk pertama dalam sajak – sajak berikutnya.
Penjelasan : Berkata al ‘Allamah Asy Syaikh Sholih al Fauzan hafidzohulloh : “ Tauhidnya para Nabi dan Rosul ada dua macam yaitu qouliy ( ucapan ) dan amaliy ( perbuatan ), tauhid qouliy ia adalah tauhid rububiyyah dan asma’ was sifat sedang tauhid amaliy maka ia adalah tauhid uluhiyyah ”.[ Ta’liq Mukhtashor ( 757 ) ]
Selanjutnya Syaikhul Islam rohimahulloh berkata :
فصل في النوع الثاني من نوعي توحيد الأنبياء والمرسلين
المخالف لتوحيد المعطلين والمشركين
[ Ini adalah fasal yang menjelaskan macam yang kedua dari dua macam tauhidnya para nabi dan rosul yang menyelisihi tauhidnya orang – orang yang menafikan nama dan sifat Alloh serta orang – orang musyrik ]
هذا وثاني نوعـي التوحيد تو *** حيد العبادة منك للرحمن
ألا تكون لغيره عبدا ولا *** تعبد بغير شريعة الإيمـــان
[ Inilah, dan keduanya dari dua macam tauhid adalah
Tauhid ibadah darimua untuk Dzat Maha Rohmah
Kamu tidaklah menjadi hamba untuk selainNya
Dan jangan kamu beribadah kecuali dengan syari’at iman ]
Penjelasan : Berkata al ‘Allamah Asy Syaikh Sholih al Fauzan hafidzohulloh : “ Telah berlalu bahwa nadzim menyebutkan ; tauhid ada dua macam yang secara globalnya adalah : 1 – Tauhid rububiyyah serta nama – nama dan sifat Alloh, disebut pula dengan tauhid ilmiy khobariy, beliau telah menyebutkan lawannya yaitu menafikan dan menyimpangkan nama – nama serta sifat – sifatNya. Sekarang beliau berpindah kepada penjelasan macam kedua yaitu 2 - tauhid amaliy, ia adalah tauhid dalam tholab wal qoshd ( meminta dan memaksudkan amal ), ia juga tauhid uluhiyyah, dan beliau menyebutkan lawannya yaitu syirik sebagaimana yang akan datang penjelasannya ”. Kemudian beliau hafidzohulloh mejelaskan sajak kedua dengan pernyataannya : “ Jangan kamu beibadah kecuali hanya kepada Alloh dan jangan kamu beribadah kecuali dengan syari’ahNya melalui lisan nabinya yaitu Muhammad sholallohu ‘alaihi wasallam, sehingga tauhid ibadah tidak akan sah melainkan dengan dua syarat ini yaitu 1 – keikhlasan kepada Alloh didalam niatan dan tujuan, dan yang ini adalah menafikan syirik. 2 – mengikut serta meneladani rosul sholallohu ‘alaihi wasallam didalam amalan, dan yang ini adalah menafikan berbagai kebid’ahan dan perkara baru …”.[ Ta’liq Mukhtashor ( 824 ) ].
Berkata al ‘Allamah Asy Syaikh Abdurrohman bin Nashir as Si’diy rohimahulloh : “ Kaedah Asasi yang pertama adalah Tauhid. Pengertian tauhid yang mencakup seluruh macamnya adalah seorang hamba meyakini dan mengimani kekhususan Alloh akan sifat – sifat yang sempurna dan mengkhususkanNya dengan segala bentuk ibadah. Tercakup dalam pengertian ini adalah Tauhid Rububiyyah yang artinya adalah meyakini keesaan Alloh dalam mencipta, memberi rizki dan dalam segala bentuk pengaturan. Tauhid Asma was Shifat yaitu menetapkan untuk Alloh segala apa yang Alloh tetapkan untuk diriNya dan apa yang ditetapkan oleh rasulNya bagiNya dari berupa segala nama yang nilainya dipuncak keindahan serta segala sifat yang sempurna lagi tinggi tanpa ada unsur menyerupakan atau menyamakan dan tanpa pula menyimpangkan atau manafikan. Tauhid Uluhiyyah dan Ibadah yaitu mengkhususkan Alloh satu - satuNya dengan segala jenis dan macam ibadah tanpa ada kesyirikan dalam satu bentukpun dari ibadah disertai dengan meyakini kesempurnaan hakNya untuk diibadahi ”.[ Mukhtashor Ushul Aqoid dari ]
Perhatikanlah rohimakumulloh ! akan kaedah asasi dari kaedah – kaedah manhaj salafy diatas, jangan kalian terkecohkan atau bahkan terpengaruh oleh kaedah baru yang disalafiyyahkan secara paksa bahwa pembagian tauhidulloh diatas adalah pembagian yang bid’ah dengan dalih bahwa para salaf yang sholih tidak menyabutkan pembagian macam demikian !
Untuk meruntuhkan kaedah baru yang dislafiyyahkan secara paksa diatas maka kalian perlu mengetahui manfaat dan fungsi dari pembagian tauhidulloh diatas, dengan demikian kalian biidznillah akan mengetahui kejahilan pencanang kaedah baru tersebut terhadap manhaj para salaf yang sholih, wallohul muwaffiq.
Berkata Asy Syaikh Al Fadhil Abdurrohman bin Nashir al Barrok ( murid senior al Imam Ibnu Baz rohimahulloh dan mantan dosen akidah di Univ. Imam Muhammad Su’ud di Riyadh ) hafidzohulloh : “ Manfaat dan fungsi dari pembagian tauhidulloh. Pembagian tauhid ini diambil dari kitabulloh dan sunnah didapati dengannya pemabagian perbedaan kelompok manusia, diantara mereka ada yang kufur terhadap macam – macam tauhid ini seluruhnya seperti orang – orang ateis dan filosofis, diantara mereka ada yang menetapkan sebagian macam tauhid namun kufur atas sebagian macam yang lain dari macam tauhid seperti keadaan orang – orang musyrik dan orang – orang mu’athilah pengkerdil tauhid . . . dengan penjelasan ini maka kita mengetahui bahwa seorang hamba tidak akan menjadi seorang muwahhid sehingga ia menetapkan tauhid seluruhnya ...”.[ Syarh Mukhtashor Ushul Aqoid dari ]
Perhatikanlah rohimakumulloh ! diketahuilah bahwa vonis bid’ah terhadap pembagian tauhidulloh tiada lain adalah untuk melindungi ahlul batil yang menyimpang dalam tauhidulloh sehingga mereka selamat dari hukum syari’ah atas mereka, wallohul musta’an.

1 komentar:

MENARA SUNNAH KHATULISTIWA

Artikel-artikel islam ilmiyah dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Arab, Insya Allah diasuh oleh Abu Unaisah Jabir bin Tunari